Selain itu, Anna mengungkapkan UCCI dan KADIN juga akan bertukar informasi terkait daftar kamar dagang yang berada di regional ASEAN, terutama karena KADIN dinilai sebagai ‘payung’ dari semua kamar dagang yang ada di regional tersebut.
“Kamar dagang di ASEAN memiliki fokusnya masing-masing sehingga sangat penting bertukar kontak untuk memungkinkan kerjasama langsung,” jelasnya.
Selain itu, kedua kamar dagang juga berencana mendirikan dewan bisnis Ukraina-ASEAN.
“Kami melihat Indonesia sebagai saudara dari Asia karena itu dukungan Indonesia sangat penting bagi kami. Kunjungan Presiden Joko Widodo juga sangat penting dan ini merupakan pernyataan dukungan terhadap perdamaian di dunia. Ini menunjukan bahwa Indonesia menjunjung tinggi perdamaian masyarakat sipil,” kata Anna.
Sebelum perang, Anna mengatakan nilai perdagangan Ukraina dan Indonesia, bisa mencapai US$ 12,4 miliar per tahun. Namun, pasca serangan Rusia, perdagangan dengan Indonesia hampir sepenuhnya dihentikan.
"Sejak itu perdagangan sedikit pulih namun hingga Rusia mengakhiri blokade maritimnya, berhenti membom kawasan pertanian dan industri dan menarik pasukannya, perdagangan akan terus terpengaruh. Efeknya merugikan semua mitra dagang kami akibat harga yang lebih tinggi, termasuk Indonesia,” jelasnya.
Secara umum, kata Anna, perdagangan Ukraina turun sebesar 93%, namun 60% perusahaan di negara tersebut tetap beroperasi.
Selain KADIN, Anna juga melakukan pertemuan dengan Kementerian Perdagangan dan sejumlah perwakilan perusahaan yang tertarik bekerja sama dengan Ukraina antara lain Garuda Food, Triasa Energy Surya, dan Klasik Beans.
Lebih lanjut, Anna mengukapkan bahwa dirinya mendapat permintaan dari banyak perusahaan Ukraina yang tertarik mengimpor beberapa komoditas seperti karet, bahan pewarna kain, dan minyak kelapa sawit.
“Kami ingin menarik perhatian untuk pasar ukraina dan juga menarik perhatian perusahaan ukraina pada pasar Indonesia. Kami telah melakukan banyak pertemuan dan kami yakin ini akan sangat menguntungkan bagi kedua negara, serta menarik lebih banyak investasi,” ujarnya.
Selain Anna, tiga delegasi masyarakat sipil Ukraina juga melakukan kunjungan ke Indonesia selama 6 Februari hingga 10 Februari 2022. Para delegasi mengikuti 30 pertemuan dalam rangka membahas dampak perang terhadap Indonesia, dan menjajaki peluang kerja sama yang lebih erat antara kedua negara.
“Para delegasi ini mewakili setiap segmen masyarakat Ukraina bahkan mereka berasal dari regional yang berbeda-beda tapi misinya hanya satu, perdamaian untuk Ukraina. Dalam setiap pertemuan, diskusi, dan wawancara kami hanya memiliki satu tujuan yaitu freedom, kedaulatan Ukraina, pembebasan semua lahan dan perdamaian Ukraina, serta global. Perdamaian ini akan menyelesaikan berbagai krisis seperti di bidang pangan, finansial, energi yang dikhawatirkan semua orang,” kata Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, yang juga hadir dalam konferensi pers.
(tar/evs)