Dolar AS juga mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua bulan, membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut lebih menarik bagi sebagian besar investor.
"Momemtum naik sudah habis untuk saat ini," kata Vandana Hari, pendiri Vanda Insights di Singapura. "Minyak memerlukan sinyal segar untuk menentukan arahnya. Kita mungkin akan melihat kisaran harga sekitar US$90 untuk Brent."
Sementara itu, harga diesel mengalami reli setelah Rusia membatasi ekspor bulan ini. Hal ini membantu harga futures Eropa melampaui US$1.000 per metrik ton untuk pertama kalinya sejak Januari.
Harga:
- WTI untuk pengiriman Oktober naik 0,5% menjadi US$87,71 per barel pada pukul 11:27 pagi waktu Singapura.
- Brent untuk pengiriman November naik 0,4% menjadi US$91 per barel.
(bbn)