Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Eni S.p.A. tidak perlu melakukan revisi rencana pengembangan atau plan of development (POD) proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), sehingga blok migas laut dalam itu diharapkan dapat segera onstream setelah mangkrak sekitar 1 dekade.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan perusahaan migas asal Italia itu mengambil alih proyek IDD dari anak usaha Chevron Corp. yang tidak lain adalah PT Chevron Pacific Indonesia.
Kedua belah pihak diketahui sudah menemui kata sepakat setelah melalui proses negosiasi yang alot. Setelah proses akuisisi, Eni dikatakan tidak perlu melakukan revisi POD terhadap proyek migas laut dalam di Kutai Basin, Kalimantan Timur tersebut.
“Sekarang mereka [Eni dan Chevron] sudah deal. [...] Enggak ada [revisi POD] sih kalau enggak salah. Jadi [POD itu] enggak harus [direvisi setelah alih kelola blok migas],” ujarnya saat ditemui Senin (11/9/2023) petang.
Kementerian ESDM sebelumnya memberikan tenggat kepada Eni dan Chevron untuk memberikan kepastian mengenai alih hak kelola IDD hingga Juli 2023. Tenggat diberikan agar proyek tersebut bisa dilanjutkan dan berproduksi setelah terkatung-katung selama kurang lebih 10 tahun.
Ketidakjelasan proyek IDD berawal dari hengkangnya Chevron yang mengantongi 63% hak partisipasi atau participating interest (PI) di proyek tersebut. Proyek tersebut dilepas lantaran dianggap tidak dapat bersaing dalam portofolio global Chevron.
Setelah itu, Eni menawarkan diri untuk mengambil alih PI yang dilepas oleh Chevron. Perusahaan asal Italia itu diketahui mengelola blok migas yang lokasinya sangat berdekatan dengan proyek IDD.
Menteri ESDM Arifin Tasrif pada akhir Juni sempat mengancam tidak akan memperpanjang kontrak proyek IDD apabila negosiasi antara Chevron dan Eni tak kunjung rampung. Tindakan tegas itu menurut Arifin diperlukan agar proyek IDD bisa dilanjutkan
“Juli 2023, [proyek] IDD harus ada kepastian. Kalau enggak, kita ambil pemikiran lain. Kita minta adanya kepastian,” katanya ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM.
Proyek dengan nilai investasi US$6,98 miliar itu berpotensi untuk menghasilkan gas hingga di angka 844 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan 27.000 barel per hari (bopd) minyak bumi.
Sebagai catatan, IDD merupakan salah satu proyek migas yang masuk proyek strategis nasional (PSN) bersama Blok Masela, Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3.
(wdh)