Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga nikel mencetak rebound setelah lima hari berturut-turut dalam tekanan dengan mencetak kenaikan lebih dari 2% terdorong data positif dari China yang memberi optimisme pertumbuhan kredit.

Kontrak nikel untuk pengiriman September ditutup naik 2,16% menjadi US$ 20.274/metrik ton, setelah dalam lima hari nikel kehilangan nilai hampir 5%. Kenaikan harga komoditas yang tengah naik daun itu berlangsung di tengah reli harga komoditas logam terdorong sentimen positif dari China.

Pergerakan harga nikel selama 1 bulan terakhir sampai 11 September 2023 (Bloomberg)

Negeri Tiongkok melaporkan pertumbuhan kredit lebih tinggi ketimbang perkiraan, diterjemahkan pasar sebagai sinyal positif pemulihan ekonomi negeri itu. Pelaku pasar melihat ada potensi kenaikan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) setelah langkah otoritas China menolong sektor properti yang tengah terjerembab krisis.

Pelaku pasar saat ini tengah menanti kenaikan permintaan di China mengacu pada pola musiman seiring akselerasi aktivitas manufaktur dan konstruksi. 

Harga tembaga melompat 2,4% di London Metal Exchange dan hari ini melanjutkan kenaikan harga di kisaran US$ 380 per metrik ton. Zinc juga mencetak kenaikan dengan ditutup 2,6% semalam, sementara alumunium juga menguat.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif (time frame) harian, harga nikel sejatinya masih bearish. Terlihat dari skor Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 46,97.

RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun koreksi yang sudah cukup dalam membuat harga nikel berpotensi mencetak technical rebound. Target kenaikan dalam jangka pendek adalah US$ 20.529,6/ton.

Jika tertembus, maka ada ruang untuk naik lagi menuju US$ 20.637,6/ton.

(rui/aji)

No more pages