Pada saat itu, pejabat-pejabat AS menolak untuk menjelaskan rincian kesepakatan tersebut, dengan alasan bahwa mengungkapkan lebih banyak akan mengganggu proses yang sensitif yang masih bisa gagal. Mereka juga khawatir mengakui pembicaraan dengan rezim yang telah meningkatkan pelanggaran hak asasi manusia dan terus memasok senjata dan bahan lainnya kepada Rusia untuk invasinya ke Ukraina.
Namun, sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan AS dan Iran telah terlibat dalam diplomasi yang berlangsung beberapa bulan yang penuh ketidakpastian dan kerahasiaan, dan melihat kedua belah pihak mendekati pemahaman informal di mana Tehran akan membebaskan warga Amerika dan mungkin memberlakukan batasan pada program nuklirnya.
Ini merupakan bagian dari upaya lebih luas oleh pemerintahan Biden untuk memulihkan setidaknya beberapa dari pembatasan yang disepakati oleh Iran dalam perjanjian nuklir tahun 2015, yaitu Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action). Mantan Presiden Donald Trump keluar dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.
Anggota kongres dari Partai Republik dan beberapa anggota Partai Demokrat telah mengkritik upaya pemerintahan Biden untuk diplomasi baru dengan Iran. Mereka mengatakan bahwa hal itu hanya akan mendorong rezim tersebut untuk menahan lebih banyak warga Amerika dan melanjutkan pengembangan nuklirnya. Iran membantah memiliki rencana untuk memperoleh senjata nuklir.
(bbn)