Pada tahun 2020, Komisi Komunikasi Federal (the Federal Communications Commission/FCC) menetapkan Huawei dan rekannya ZTE Corp. —keduanya berasal dari China— sebagai ancaman keamanan nasional. AS memerintahkan operator AS untuk menarik peralatan keduanya dari jaringan mereka.
Sanksi tersebut kemudian berubah menjadi pertempuran yang lebih luas dengan China. Washington dan Beijing berebut supremasi teknologi, seperti dituliskan Bloomberg News.
Huawei juga menjadi salah satu ‘senjata utama’ Beijing dalam pertarungan tersebut. Perusahaan juga merupakan penikmat dukungan dari negara untuk membantu mengembangkan berbagai teknologi.
2. Apa yang dilakukan AS untuk menjegal Huawei
AS mempersulit Huawei untuk menjual sejumlah perangkat di AS. Huawei juga dipersulit dalam membeli suku cadang dari pemasok mereka asal AS. Upaya konkrit, Huawei telah masuk ke dalam daftar hitam Departemen Perdagangan.
Tak berhenti di situ, pada tahun berikutnya AS menuduh perusahaan berusaha untuk “melemahkan” kontrol ekspor. Departemen mengambil kebijakan pembatasan lebih lanjut pada produsen cip yang menggunakan teknologi AS, yang menjadi pemasok Huawei.
Ini berarti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. tidak lagi bisa menjual ke perangkatnya ke Huawei. Di bawah Presiden Joe Biden, persyaratan pada beberapa lisensi ekspor diperketat pada komponen, seperti semikonduktor, antena, dan baterai, yang melarang penggunaannya dalam perangkat Huawei yang menggunakan teknologi nirkabel generasi kelima.
FCC lantas membuat daftar peralatan yang dilarang dan bergerak mengganti biaya operator AS karena menerapkan perintah “rip and replace”. Inggris, sekutu AS, bersama Jepang dan Australia, juga memilih tidak lagi bermitra dengan Huawei. Perangkat 5G perusahaan dibuang. Hal yang membuat penjualan Huawei ‘dikebiri’.
3. Huawei terus berevolusi hingga AS khawatir kembali
Sementara langkah-langkah AS menghambat pertumbuhan Huawei di luar China, perusahaan justru menjadi semakin dominan di pasar domestik. Pada Agustus, Huawei melaporkan pertumbuhan pendapatan selama tiga kuartal berturut-turut.
Divisi komputasi awan mengalami kenaikan dan menjadi bisnis baru Huawei yang menjanjikan. Penjualan smartphone perusahaan juga naik. Pada bulan tersebut, sebuah asosiasi perusahaan cip global mengatakan bahwa Huawei sedang membangun jaringan pabrik untuk memproduksi cip pasca pemblokiran akses ke banyak fasilitas canggih oleh AS.
Pada bulan September, sebuah pemeriksaan terhadap smartphone Mate 60 Pro terbaru Huawei mengungkapkan cip 7-nanometer (7-nm). Cip canggih ini rilis masih terbelakang beberapa generasi dibandingkan perangkat tercanggih di dunia saat ini.
Media pemerintah China memuji kemajuan ini sebagai kemenangan melawan sanksi, dan Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki prosesor tersebut. Cip merupakan produksi China Semiconductor Manufacturing International Corp., (CSMI) —sebuah perusahaan yang mirip Huawei— yang juga masuk dalam daftar hitam dan dilarang mengakses teknologi AS.
4. Apa yang memicu larangan awal terhadap Huawei
Lebih dari tiga dekade, Huawei tumbuh dari sisi penjualan elektronik. Perusahaan menjadi salah satu perusahaan swasta terbesar di dunia, dengan posisi terdepan dalam peralatan telekomunikasi, ponsel pintar, cip, komputasi awan, dan keamanan siber, serta operasi substansial di Asia, Eropa, dan Afrika.
Huawei mengeluarkan dana untuk jaringan 5G, dan masuk ke dalam 10 besar penerima paten AS pada tahun 2019. Huawei juga membantu membangun jaringan 5G di seluruh dunia.
Namun pemerintah AS mulai menaruh perhatian saat menggunakan teknologi asing dalam komunikasi penting mereka. China ataupun negara lain kerap khawatir dengan pola sejenis. Kewaspadaan, bahwa produsen dapat memasang “perangkat rahasia” dan tersembunyi sebagai upaya mata-mata atau berupaya mengakses data sensitif.
Pada skema akhir kecurigaan, perusahan teknologi dapat menyerahkan informasi atau data penting kepada pemerintah negara mereka.
5G menjadi perhatian khusus karena jaringan ini tidak hanya membuat teknologi pengunduhan pada smartphone menjadi lebih cepat. Jaringan juga dapat memungkinkan teknologi baru seperti mobil swakemudi dan Internet of Things (IoT).
Operator yang berbasis di Inggris, Vodafone Group Plc, telah menemukan “perangkat rahasia” Huawei dan mematikannya, pada jaringan bisnis mereka di Italia antara tahun 2011 hingga 2012.
Meski hal itu tidak bisa divalidasi apakah “perangkat rahasia” yang juga sering dinamakan “backdoor” itu bersifat jahat, atau hanya bentuk ketidaksengajaan produsen. Yang jelas pengungkapan tersebut memberikan pukulan terhadap reputasi Huawei.
5. Siapa lagi yang menuduh Huawei
Pada tahun 2003, Cisco Systems Inc. menggugat Huawei karena diduga melanggar hak patennya. Huawei menyalin kode sumber yang digunakan dalam router dan switch secara ilegal. Huawei menghapus kode yang diperdebatkan, manual, dan command-line interfaces, meski kasus ini dibatalkan.
Motorola menggugat Huawei pada tahun 2010. Huawei diduga bersekongkol dengan mantan karyawan mereka untuk mencuri rahasia dagang. Gugatan itu kemudian selesai. Pada tahun 2017, juri memutuskan bahwa Huawei bertanggung jawab atas pencurian teknologi robotik dari T-Mobile US Inc, dan pada Januari 2019.
Departemen Kehakiman AS mendakwa Huawei atas pencurian rahasia dagang terkait dengan kasus T-Mobile. Pada bulan yang sama, Polandia menangkap seorang karyawan Huawei karena dicurigai menjadi mata-mata pemerintah China. Huawei memecat karyawan tersebut dan membantah terlibat dalam tindakan yang dituduhkan kepadanya.
6. Respon Huawei
Huawei mengatakan bahwa pembatasan AS bukanlah tentang keamanan siber tetapi sengaja dirancang untuk menjaga dominasi Amerika dalam industri teknologi dunia. Huawei telah berulang kali membantah bahwa mereka membantu Beijing memata-matai pemerintah sebuah begara atau perusahaan lain.
Perusahaan, yang mengatakan Huawei dimiliki oleh founder Ren Zhengfei, dan karyawannya, melalui serikat pekerja. Huawei mulai merilis laporan keuangan, mengeluarkan dana lebih banyak untuk pemasaran, dan bekerja sama dengan media asing.
Ren lebih blak-blakan saat ia berjuang untuk mempertahankan perusahaannya. Ren selalu bangga awal karirnya berawal dari militer dan sebagai anggota Partai Komunis. Ren menolak saran bahwa dia melakukan penawaran Beijing atau bahwa Huawei menyerahkan informasi pelanggan.
7. Selain Huawei, perusahaan lain yang tertimpa Perang Teknologi AS-China.
Pada akhir tahun 2020, Pentagon menambahkan empat perusahaan lagi, termasuk China National Offshore Oil Corp. dan SMIC, ke dalam daftar perusahaan yang diduga dikendalikan (atau bahkan dimiliki) oleh militer China.
Hal yang membuat membuat perusahaan-perusahaan ini semakin diawasi dan berpotensi terkena sanksi. Raksasa teknologi China lainnya telah masuk dalam daftar hitam karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim di wilayah Xinjiang, seperti; Hangzhou Hikvision Digital Technology Co. dan Zhejiang Dahua Technology Co.—yang menurut beberapa laporan menguasai sepertiga pasar global untuk pengawasan video, SenseTime Group Ltd.—perusahaan startup AI paling berharga di dunia; dan sesama perusahaan raksasa AI, dan Megvii Technology Ltd.
ZTE hampir runtuh setelah Departemen Perdagangan AS melarangnya selama tiga bulan pada tahun 2018 untuk membeli teknologi AS. Amerika juga menambahkan Pengxinwei IC Manufacturing Co, yang lebih dikenal sebagai PXW, ke dalam perusahaan pada tahun 2022.
- Dengan asistensi Paul Geitner, Stefan Nicola, Colum Murphy dan Agatha Cantrill.
(bbn)