Logo Bloomberg Technoz

Rubiales juga mengatakan dirinya membuat keputusan tersebut setelah berbicara dengan keluarga dan teman-temannya.

Setelah berhasil menang di final pada 20 Agustus di Australia, Rubiales memegang kepala Jennifer Hermoso dengan tangan dan menciumnya di bibir saat pengalungan medali juara. Rubiales mengatakan bahwa pemain tersebut telah memberikan izin, tetapi saat itu Hermoso menyangkalnya sebagai “categorically false” dan dengan tidak mengatakan tidak ada pembicaraan semacam itu.

Hanya beberapa menit dari kejadian dalam siaran live Instagram di ruang ganti, pemain pencetak gol terbanyak itu mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia ‘tidak suka’. Kemudian, membantah klaim Rubiales dan mengatakan bahwa dia adalah korban dari ‘an impulse-driven sexist’. Selama pertandingan, bos sepak bola Spanyol itu juga terlihat memegang kemaluannya sat merayakan gol di dekat Ratu Letizia Spanyol dan salah satu putrinya.

Pada tanggal 6 September, Hermoso mengajukan laporan pidana terhadap Rubiales di Madrid, dan dua hari kemudian jaksa Spanyol mendakwa Rubiales.

Skandal ini telah sampai ke ranah politik, ketika Spanyol sedang berjuang untuk membentuk pemerintahan setelah Pemilu selesai digelar 23 Juli. Pemerintahan sementara saat ini—koalisi antara Sosialis dan kelompok-kelompok sayap kiri— berjanji akan melakukan yang terbauk untuk menggulingkan petinggi olahraga Spanyol, Victor Francos dan menyebut momen “Me Too” bagi sepak bola Spanyol.

Perilaku Rubiales menjadi bukti bahwa kesetarana gender harus diperbaiki. “Masih banyak yang harus dilakuakn di negara ini dalam hal kesetaraan gender dan rasa horman,” kata PM Pedro Sanchez, Selasa (22/8) lalu.

“Apa yang kita lihat tidak dapat diterima,” tambahnya.

Demontran menolak Luis Rubiales di Madrid, Spanyol. (Sumber: Bloomberg)

Pada pertemuan sebagian besar pejabat sepak bola spanyol yang didominasi pria pada 25 Agustus lalu, Rubiales mengejutkan teman dan lawa dengan menolak segala tekanan. Dia mengulangi sebanyak lima kali kalau dia tidak akan mengundurkan diri. Banyak anggota yang memberikan tepuk tangan saat itu, termasuk pelatih tim wanita Jorge Vilda.

Namun, upayanya untuk merendahkan Hermoso memicu gelombang kecaman dan membalikkan opini publik terhadapnya. FIFA, badan pengatur global, menghentikan Rubiales pada tanggal 26 Agustus selama 90 hari dan seluruh skuad wanita menolak untuk bermain lagi untuk Spanyol selama dia masih menjabat. Dia digantikan oleh seorang presiden sementara.

Gerakan untuk mendukung Hermoso dan rekan-rekannya muncul di seluruh dunia. Kemarahan di media sosial terlihat di hastag “se acabo” — yang berarti “itu sudah selesai”— merujuk kepada Rubiales maupun isu lebih luas tentang pelecehan seksual terhadap wanita. Di pusat kota Madrid, ratusan orang melakukan demo pada Senin malam sambil berteriak “itu bukan ciuman, itu adalah agresi”.

Posisi Rubiales semakin terhimpit. Vilda dan rekan kerjanya di timnas pria kemudia mengutuk perilaku tersebut. Yan tadinya mendukung dirinya kini membelot setelah Rubiales dihentikan oleh FIFA, kepala asosiasi sepak bola regional menuntut pengunduran dirinya, menyebut perilaku Rubiales sebagai "tidak dapat diterima."

Spanyol memiliki peraturan yang ketat tentang persetujuan seksual, dijelaskan dalam undang-undang yang sangat kontroversial yang dikenal sebagai “Only Yes Means Yes,” dan konsekuensi hukumnya mungkin akan berlanjut. Jaksa minggu lalu mengajukan tuduhan terhadap kepala sepak bola Luis Rubiales atas kasus pelecehan seksual dan pemaksaan untuk ciuman yang diberikannya kepada pemain Jennifer Hermoso bulan lalu saat merayakan kemenangan Piala Dunia Wanita negara itu di Australia.

(bbn)

No more pages