Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), dikabarkan akan mengakuisisi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP). Berdasarkan informasi di pasar, IFC akan masuk dengan membeli porsi kepemilikan STIC Eugene Star Holding, yang saat ini memiliki 17% saham.

Lalu bagaimana kondisi Bukopin saat ini?

Meskipun mengalami penurunan, Bukopin masih mencatatkan rugi yang cukup besar. Pada periode Januari-Juni 2023, rugi bersih Bukopin mencapai Rp2,88 triliun, turun 13,24% dari setahun sebelumnya.

Rugi tersebut disumbang oleh pos kerugian penurunan nilai aset keuangan Rp3,24 triliun. Kerugian ini tidak bisa ditutup oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pada semester I-2023 sebesar Rp319,82 miliar, turun hampir 50% secara yoy.

KB. Bukopin. (Dok. KB. Bukopin)

Penurunan NII sejalan dengan penurunan kredit sebesar 9,3% menjadi Rp47,2 triliun pada akhir Juni 2023, dibandingkan setahun sebelumnya Rp52,04 triliun. Uniknya, pada laporan keuangan semester I-2023, Bukopin tidak lagi mencatatkan portofolio pembiayan syariah. Padahal pada setahun sebelumnya masih tercatat Rp 4,84 triliun.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat turun 4,44% menjadi Rp46,88 triliun. Penurunan DPK disumbang oleh pos tabungan yang turun 23,23% menjadi Rp6,39 triliun.  

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae merespons informasi bahwa IFC akan mengakuisisi saham minoritas dari Bukopin. Ia tidak secara gamblang mengkonfirmasi isu yang beredar, namun pada saat yang bersamaan tak menampik tingginya minat investor asing terhadap bank domestik.

"Untuk Bukopin, dapat disampaikan secara umum kondisi dan kinerja bank terjaga. pada prinsipnya OJK selalu mendorong dan menjaga perbaikan kinerja Bukopin secara berkelanjutan termasuk upaya penguatan permodalan.," jelas Dian dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (11/9/2023).

Ia menambahkan, antusiasme investor asing untuk mengakuisisi bank di Indonesia cukup tinggi. Ini karena Indonesia merupakan negara dengan potensi besar, termasuk soal digitalisasi,

"Mengacu pada rilis Kemenko Perekonomian kuartal I-2023, 40% nilai transaksi digital di ASEAN berasal dari Indonesia. Pada prinsipnya perbankan Indonesia terbuka bagi masuknya investor dalam rangka memperkuat permodalan untuk mendukung dan menjaga pertumbuhan bank yang berkelanjutan dalam hal ini termasuk investor kepada bank dengan fokus bisnis layanan perbankan digital," tutur Dian.

Beberapa bank di Indonesia beroperasional dengan fokus pada layanan perbankan digital yang didukung dengan ekosistem yang menopang bisnis. "OJK sampai saat ini terus mencermati perkembangan bank dengan fokus layanan perbankan digital dan mendorong kinerja bank dengan mengedepankan aspek tata kelola yang baik," imbuhnya.  

(roy)

No more pages