Nilai tukar rupiah pekan lalu kehilangan 0,5% dan berakhir di posisi Rp15.325/US$ akibat penguatan the greenback dan tekanan jual pemodal asing di pasar surat utang dan saham. Catatan BI, data transaksi selama 4-7 September lalu, investor asing mencatat posisi jual neto di pasar keuangan domestik senilai total Rp7,57 triliun. Terdiri atas jual neto Rp7,06 triliun di pasar surat berharga negara dan sebesar Rp500 miliar di pasar saham.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah masih berpotensi melemah meski terlihat tekanan mulai mereda, dengan potensi koreksi di area Rp15.340-Rp15.365/US$.
Sementara trendline garis putih pada time frame daily menjadi resistance potensial terdekat Rp15.280/US$, sementara resistance selanjutnya di Rp12.251/US$.
Ada indikator MA-200 menjadi target penguatan optimis rupiah untuk dapat menguat pada level Rp15.190/US$.
Akan tetapi, selama nantinya nilai rupiah masih bertengger di atas Rp15.315/US$, maka potensi pelemahan masih terbuka.
Sebaliknya, bila terjadi penguatan hingga di bawah Rp15.220/US$ dalam tren jangka menengah, maka nilai rupiah berpotensi menguat hingga menuju Rp15.157/US$.
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)