Seperti yang diwartakan Bloomberg News, laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI), pada Rabu akan memberikan wawasan terbaru mengenai seberapa jauh Bank Sentral perlu mengambil tindakan agar inflasi bisa terjangkar lagi ke target.
Adapun tingkat pertumbuhan inflasi AS pada Agustus diperkirakan meningkat menjadi 3,6% dari tahun sebelumnya bahkan ketika ukuran inti yang tidak mencakup biaya pangan dan energi melandai ke level 4,3%, menurut estimasi median para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.
Namun secara bulanan, CPI keseluruhan diperkirakan naik 0,6% yang merupakan lompatan terbesar sejak inflasi mencapai puncaknya pada Juni 2022.
Pada Kamis kemarin Gubernur Federal Reserve Dallas Lorie Logan, mengatakan bahwa langkah untuk tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan The Fed esok mungkin akan sesuai. Akan tetapi, ia menilai suku bunga mungkin harus ada kenaikan lebih lanjut untuk mengembalikan inflasi ke angka 2%.
“Menahan lagi suku bunga bisa jadi sesuai ketika kami bertemu bulan ini,” kata Logan pada Kamis (7/9/2023) dalam pidatonya yang disiapkan untuk disampaikan di Dallas Business Club.
“Tetapi melewatkan (Kenaikan suku bunga) tidak berarti berhenti. Pada bulan-bulan mendatang, evaluasi lebih lanjut terhadap data dan prospek bisa mengkonfirmasi bahwa kami perlu melakukan lebih banyak untuk memadamkan inflasi.”
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, Data Initial Jobless Claims memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran turun sebanyak 13.000 menjadi 216.000 untuk minggu yang berakhir tanggal 2 September.
Angka ini berada jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 234.000 dan menandakan level terendah sejak Februari.
Data Continuing Claims memperlihatkan jumlah orang yang telah mencairkan tunjangan pengangguran paling tidak selama dua minggu beruntun berkurang sebesar 40.000 menjadi 1,68 juta, level terendah sejak pertengahan Juli dan jauh di bawah ekspektasi pasar 1,71 juta.
“Kedua data ini menambah panjang bukti bahwa pasar tenaga kerja AS tetap ketat di tengah siklus kenaikan suku bunga secara agresif oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve) sehingga investor khawatir kondisi ini akan mendorong Federal Reserve untuk melanjutkan pengetatan kebijakan moneter,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari dalam negeri, keyakinan konsumen RI pada Agustus kembali meningkat di zona ekspansif. Bank Indonesia melaporkan, hasil Survei Konsumen pada Agustus mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hal itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2023 sebesar 125,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 123,5 pada Juli 2023.
Meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2023 didorong oleh tetap kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali terkoreksi ke 6.924 dan masih didominasi oleh volume penjualan, namun penutupan IHSG masih tertahan MA-20.
“Saat ini posisi IHSG sedang berada di awal wave (ii) dari wave [iii]. Sehingga diperkirakan, IHSG rawan terkoreksi untuk menguji rentang area 6.737-6.846 sebagai target koreksinya, namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya reversal terlebih dahulu ke rentang area 6.946-6.974,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (11/9/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, AUTO, MEDC, PTBA dan TOWR.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi melanjutkan pullback ke support area 6.880-6.900 pada Senin.
“Hal ini terindikasi dari Stochastic RSI dan MFI yang cenderung menurun. Serta, pelebaran negative slope pada MACD,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan sejumlah saham dengan peluang rebound lanjutan seperti saham KEEN, MAPI, PGEO, MYOR, INTP dan SMRA.
(fad)