Logo Bloomberg Technoz

Enda Curran dan Jenny Leonard-Bloomberg News

Bloomberg, Utusan utama Taiwan untuk Amerika Serikat (AS) menyatakan terdapat tanda perlambatan atas ekonomi China, dimana hal ini akan berdampak pada kawasan.

“Ada beberapa indikasi yang mengkhawatirkan dan kami terkena dampaknya. Terlepas dari semua ketegangan politik dan strategis, kami tertarik pada kemakmuran bagi masyarakat di kedua sisi selat,” kata Hsiao Bi-Khim kepada Bloomberg News.

Untuk diketahui telah terjadi penurunan ekspor Taiwan ke China. 

Perlambatan ini telah mempertajam fokus Taiwan mengurangi ketergantungan akan ekonomi kepada China. Taiwan berusaha mempertimbangkan cara-cara untuk mendiversifikasi kegiatan operasi mereka, kata Hsiao dalam sebuah wawancara di biro Bloomberg di Washington.

“Mengingat risiko ketergantungan yang berlebihan pada ekonomi manapun, baik yang bersahabat maupun tidak, penting untuk memastikan bahwa kita tidak terlalu rentan,” kata dia pada hari Jumat. 

“Kami telah bekerja untuk mendiversifikasi aset-aset global dan kehadiran global kami.”

Hubungan merenggang

Presiden Joe Biden bulan lalu menyebut China sebagai “bom waktu”, dengan mengutip sejumlah masalah ekonomi yang tengah dihadapi Partai Komunis China.

“Itu tidak baik karena ketika orang jahat memiliki masalah, mereka melakukan hal-hal buruk,” katanya. Namun, Biden pada hari Minggu mengatakan bahwa kemerosotan China baru-baru ini dapat mengurangi intensi Beijing untuk menginvasi Taiwan.

Biden menambahkan bahwa masalah ekonomi negara tersebut telah membuat mitranya dari China “sibuk.”

Ketika ditanya apakah dirinya khawatir perlambatan ekonomi dapat mendorong Presiden China Xi Jinping untuk bergerak ke Taiwan, baik secara militer atau melalui blokade ekonomi, Hsiao mengatakan bahwa para pemimpin di Taipei mempertimbangkannya.

Menurut Hsiao, mereka telah menghitung semua skenario yang mungkin terjadi, termasuk “skenario terburuk”. Dikethaui China mengklaim kedaulatan atas pulau tersebut. 

Namun, “tanda-tanda pemaksaan atau agresi militer tidak baik untuk bisnis,” katanya.

“Itulah pemahaman kami. Kami tentu saja berharap bahwa hal itu juga merupakan pemahaman para pemimpin di Beijing.”

China adalah mitra dagang terbesar Taiwan. China menyumbang 25,2% dari total perdagangan dan 21,6% dari impor Taiwan pada tahun 2021, menurut Departemen Perdagangan dan Administrasi Internasional. AS menduduki urutan kedua, menyumbang 12,6% dari total perdagangan Taiwan dan 10,2% dari impor.

Pengekspor cip

Perusahaan-perusahaan Taiwan akan lebih mempertimbangkan perhitungan pasar daripada politik, kata Hsiao. 

“Perusahaan-perusahaan berpikir tentang bagaimana memposisikan aset dengan cara yang paling melindungi kepentingan perusahaan mereka,” jelas dia.

Taiwan adalah rumah bagi para produsen cip terkemuka di dunia. Mereka telah menghadapi penurunan permintaan yang berkepanjangan untuk barang-barang teknologinya —termasuk produk utamanya, semikonduktor.

Namun, kemerosotan ekspor Taiwan selama setahun mereda pada bulan Agustus karena meningkatnya permintaan global untuk teknologi yang berhubungan dengan kecerdasan buatan (AI), mengisyaratkan prospek yang lebih positif. 

Kemerosotan China

China telah gagal memenuhi ekspektasi untuk pemulihan yang lebih kuat pasca Covid-19. Kemerosotan bidang real estat dan penurunan perdagangan telah mendorong para analis Wall Street untuk menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka, meskipun masih sesuai dengan target resmi pemerintah—sekitar 5% di 2023.

Pemerintah di Beijing dalam beberapa minggu terakhir telah meluncurkan sejumlah kebijakan tambahan untuk menghidupkan kembali kepercayaan bisnis dan membantu pasar properti.

Namun sejauh ini mereka menghindari stimulus fiskal berskala besar di tengah-tengah kekhawatiran akan tingginya terhadap tingkat utang.

-Dengan asistensi Eric Martin.

(bbn)

No more pages