Manuver China memepet KMT ini terjadi menjelang musim kampanye pilpres di Taiwan pada Januari 2024. Pemimpin China Xi Jinping tampaknya menghitung peluang kandidat dari oposisi meningkat.
Juru bicara TAO Zhu Fenglian mengatakan pada Rabu bahwa kebijakan China di Taiwan konsisten, jelas, dan tidak akan berubah berdasarkan situasi politik Taiwan. Beijing pun telah berjanji untuk merebut kendali Taiwan, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.
Beijing baru-baru ini mengisyaratkan akan melanjutkan larangan pengiriman untuk lebih dari 60 perusahaan makanan Taiwan yang diterapkan sejak tahun lalu. Langkah itu adalah hukuman tidak resmi yang digunakan China untuk menunjukkan ketidaksenangan kepada Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang membina hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
Selama satu dekade berkuasa, Presiden China Xi Jinping telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Tsai. Beijing telah memutuskan semua komunikasi langsung dengan pemerintah Taiwan karena menolak untuk menerima bahwa pulau itu adalah bagian dari China.
Tsai juga membuat Beijing frustrasi dengan mencari pengakuan yang lebih luas untuk Taiwan. Salah satunya dengan menjadi tuan rumah kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi pada Agustus. Beijing pun memerintahkan latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar pulau itu, termasuk mengirim rudal ke Taiwan.
Pemerintahan AS pun menyebut latihan itu provokatif, dan meningkatkan kekhawatiran meletusnya konflik yang lebih luas.
(bbn)