Logo Bloomberg Technoz

Mengutip Bloomberg News, seluruh mata uang dunia melemah di hadapan dolar AS dalam sebulan terakhir. Bahkan mata uang negara-negara berkembang seperti yuan China dan rupee India mendekati level terlemah sepanjang masa.

“Dolar sang raja (King Dollar) sudah kembali,” tulis riset HSBC Holdings Plc.

Dolar AS dan emas memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar menguat, biasanya harga emas tertekan.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS mengalami apresiasi, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan menurun dan harga mengikuti.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, harga emas kini memasuki zona bearish. Terlihat dari skor Relative Strength Index (RSI) sebesar 46,33.

Nilai RSI di bawah 50 menandakan suatu aset tengah dalam posisi bearish.

Oleh karena itu, gerak harga emas akan sangat terbatas. Masih ada potensi kenaikan, mengingat koreksi yang sudah cukup tajam. Namun rasanya kenaikan itu akan tipis saja.

Target kenaikan terdekat ada di US$ 1.918,83/ons, seperti terlihat di Moving Average (MA) 5. Jika terkembus, maka MA-10 yang sebesar US$ 1.929,37 akan menjadi target selanjutnya.

Sedangkan support terdekat harga emas ada di US$ 1.916,01/ons. Jika tertembus, maka ada risiko turun lagi menuju US$ 1.914,1/ons.

(aji)

No more pages