“Vietnam adalah mitra yang penting bagi AS,” ujar Wakil Penasihat Keamanan Nasional, Jon Finer kepada wartawan di Air Force One dalam perjalanan ke Vietnam pada hari Minggu, dan menekankan bahwa peningkatan status hubungan merupakan sinyal penting bagi birokrasi di AS.
Keamanan akan menjadi bagian dari kemitraan ini, ujarnya, seraya menekankan bahwa AS yakin Vietnam semakin memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Rusia.
Selain itu, semikonduktor dan mineral tanah yang langka turut menjadi agenda selama kunjungan Biden. Hal ini sejalan dengan upaya AS untuk mencari sumber alternatif selain China. Presiden AS, Joe Biden juga akan bertemu dengan para eksekutif bisnis, baik pebisnis lokal maupun yang berasal dari AS selama berada di Vietnam.
Berdasarkan data Kedutaan Besar Amerika di Vietnam, Vietnam adalah mitra dagang terbesar kedelapan bagi AS pada tahun 2022 dengan nilai omset sebesar US$ 139 miliar. Investasi AS juga meningkat pesat dalam perekonomian pasar terbuka Vietnam selama tiga dekade terakhir.
Pada bulan Juli, Biden mengatakan kepada donatur kampanye bahwa dia menerima telepon dari pemimpin Vietnam, yang meminta untuk bertemu dalam KTT G-20. “Dia ingin mengangkat kami menjadi mitra utama bersama Rusia dan China. Menurutmu tentang apa itu?” kata Biden.
“Intinya adalah dunia sedang berubah secara besar-besaran dan kami ingin mendorong demokrasi,” tambahnya. Namun Biden tidak menjelaskan bagaimana sistem satu partai di Vietnam cocok dengan demokrasi.
Delegasi AS berangkat ke Vietnam setelah KTT G-20 di India di mana Biden berupaya memanfaatkan ketidakhadiran Putin dan Presiden China Xi Jinping untuk menunjukkan hubungan AS dengan negara-negara Selatan.
Pada Sabtu, Biden juga mengumumkan kesepakatan transportasi besar dengan India, Uni Eropa, dan negara-negara Timur Tengah, dimana kesepakatan itu menghubungkan mitra-mitra dimana China ingin membuat terobosan.
Dalam setahun terakhir, ketegangan antara AS dan China semakin meningkat, dengan Biden menyebut Presiden China, Xi Jinping sebagai diktator dan AS yang menembak jatuh balon mata-mata China. Sehingga, pemerintah Biden berupaya memprioritaskan hubungan di kawasan Indo-Pasifik, terutama di banyak negara yang paling dekat dengan China.
(bbn)