Logo Bloomberg Technoz

Ekspor Pertama RI ke Dubai dalam Rangka I-UAE CEPA Disebut Sukses

Dovana Hasiana
10 September 2023 14:00

Seorang karyawan memajang gelang emas di dalam toko Kalyan Jewellers di Noida, India. (Prashanth Vishwanathan/Bloomberg)
Seorang karyawan memajang gelang emas di dalam toko Kalyan Jewellers di Noida, India. (Prashanth Vishwanathan/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengiriman pertama ekspor perhiasan emas dari Indonesia ke Uni Emirat Arab (UEA) dalam kerangka I-UAE CEPA disebut sudah berlangsung tanpa hambatan. Ekspor pertama Indonesia ke UAE dilaporkan sukses dalam kerangka I-UAE CEPA yakni perhiasan emas dengan total nilai sebesar US$6,98 juta tiba di Dubai pada hari Jumat (8/9/2023).

Ekspor dilakukan oleh PT Untung Bersama Sejahtera yang ditujukan kepada 3 pembeli yang berlokasi di Dubai, yaitu Bafleh Jewellery, Thangam Jewel dan Zumuruda Jewellers.

Serah terima perhiasan emas tersebut dilakukan oleh Dubes RI untuk UEA kepada importir yang diwakili oleh Bafleh Jewellery. Serah terima disaksikan oleh Konsul Jenderal RI di Dubai Chandra K. Negara; Kepala ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) Dubai, Muhammad Khomaini; Atase Keuangan, Eko NM Saputro; The Executive Director of Policy and Legislation, Dubai Custom, Mr. Mansoor Almalik; The Executive Director of Finance, Dubai Custom, Mr. Rashid Alsharid; Executive Director of Inspection, Dubai Customs, Abdullah Busenad; dan Director of Economic Development, Ministry of Economy, Rashed Al Taneiji.

Pemberlakuan resmi I-UAE CEPA yang dimulai pada 1 September 2023 dinilai memberikan manfaat besar bagi Indonesia karena UEA memberikan pembebasan dan pengurangan tarif bea masuk secara bertahap sebanyak 7.124 pos tarif dari total 7.581 pos tarif atau mencakup 94%. 

Adapun sebanyak 5.523 pos tarif (72,9% dari total pos tarif) akan mendapat pembebasan tarif (menjadi 0%) pada saat I-UAE CEPA diimplementasikan. Kemudian 1.474 pos tarif (19,4% dari total pos tarif) akan dieliminasi secara bertahap dalam kurun waktu lima tahun setelah berlaku. Selain itu, 127 pos tarif (1,7% dari total pos tarif) mendapatkan tarif preferensi dengan skema khusus.