Bila Anda saat ini tengah menimbang untuk meminjam dana ke jasa fintech lending, Anda perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Utang konsumtif perlu dibatasi
Meminjam untuk keperluan konsumtif seperti untuk membiayai belanja online atau untuk menutup kebutuhan akan menjadi terlalu mahal bila Anda harus membayar bunga. Keperluan konsumtif hanya masuk akal dibiayai dengan uang pinjaman bila yang Anda beli nilainya berpotensi naik di masa depan melampaui biaya pinjaman.
Misalnya, Anda beli rumah dengan uang pinjaman bank. Potensi harga rumah naik di masa depan masih terbuka. Ini berbeda misalnya dengan tindakan membeli baju dengan berutang melalui paylater. Apakah baju itu akan naik nilainya bila dijual lagi di masa depan? Itulah mengapa utang konsumtif perlu dibatasi supaya keuangan Anda tidak merugi akibat membayar bunga yang rata-rata mahal.
2. Biaya lain-lain tidaklah kecil
Produk pinjaman yang ditawarkan oleh fintech umumnya berbunga sangat tinggi. OJK telah menetapkan bunga pinjol peer-to-peer lending (P2P) resmi maksimal sebesar 0,4% per hari atau 12% per bulan untuk jenis pinjaman multiguna dan jangka pendek. Sedangkan bunga pinjaman produktif antara 12%-24% per tahun. Selain bunga tinggi, biaya-biaya lain juga perlu Anda perhatikan.
Untuk pinjaman paylater, bunganya ada yang dipatok sebesar 2,95% dari total pinjaman. Belum lagi ada langganan yang harus dibayar dengan tarif flat, berapapun nilai pinjaman Anda. Lalu, ada biaya admin juga biaya penanganan yang dikenakan per transaksi. Lantas, bila Anda tidak bisa membayar pinjaman tepat waktu, dikenakan pula biaya keterlambatan yang besarnya bervariasi antara 4%-6% dari nilai transaksi. Dengan tingkat bunga dan biaya-biaya seperti itu, apakah keuangan Anda sudah siap menanggung segala risikonya?
3. Pertimbangkan opsi lain
Jadikan pinjaman ke pinjol sebagai opsi terakhir saja. Sebelum ke sana, sudahkah Anda menimbang opsi-opsi dana lain yang lebih murah? Misalnya, meminjam kepada kerabat, keluarga atau teman, pemberi kerja (perusahaan tempat Anda bekerja), menggadaikan barang atau aset berharga juga bisa Anda pertimbangkan, seperti seperti perhiasan, gadget, atau kendaraan bermotor.
4. Pilih yang biayanya paling masuk akal
Pinjaman online baik itu berupa dana tunai cepat atau pinjaman belanja melalui paylater, memiliki tawaran bunga dan skema berbeda-beda. Sebelum memutuskan meminjam, penting untuk membandingkan antara satu produk dengan produk lain dan memilih yang paling ekonomis serta sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Pinjaman online di aplikasi fintech ada berbagai macam, mulai dari payday loan atau pinjaman tanpa agunan berbunga harian, pinjaman dengan jaminan invoice atau surat tagihan, ada juga pinjaman tanpa agunan berbunga bulanan, dan lain sebagainya. Pinjaman bunga harian sebaiknya menjadi pilihan terakhir karena ini bunganya paling mahal.
5. Pastikan punya rencana pengembalian utang
Meminjam uang tanpa memiliki kepastian sumber dana untuk membayar tagihannya kelak saat jatuh tempo, itu sama saja Anda menggali lubang kubur sendiri. Jangan pernah berutang tanpa mengantongi rencana pengembalian dananya kelak. Ini sebenarnya prinsip utama yang sayangnya seringkali diremehkan. Dengan memiliki rencana pasti pengembalian utang, Anda juga bisa mengukur kemampuan bayar sehingga terhindar dari tindakan berutang serampangan.
6. Pastikan meminjam ke tempat legal
Ada banyak kasus pinjol yang ternyata melibatkan pinjol ilegal tak berizin. Meminjam dari penyedia pinjaman online gelap berarti Anda tidak mendapatkan perlindungan dari otoritas terkait ketika terjadi permasalahan kelak. Selain itu, pinjol gelap juga tidak diatur dengan rambu-rambu yang jelas. Bunga yang mereka kenakan umumnya luar biasa tinggi. Selain itu, etika penagihannya juga jauh lebih mengerikan dibandingkan pinjol yang berizin.
Dengan menerapkan enam prinsip di atas, Anda bisa menghindari permasalahan keuangan yang dipicu oleh utang baik itu pada aplikasi pinjol maupun fasilitas paylater. Tetap berhati-hati dan jalankan keuangan secara sehat!
(rui/aji)