Logo Bloomberg Technoz

Franky merupakan lulusan Universitas Aoyama Gakuin, Jepang tahun 1979. Sejak 1982 ia telah terlibat dalam berbagai bisnis termasuk pulp dan kertas, properti, kimia, jasa keuangan dan pertanian. Dia bahkan menduduki dewan direksi di beberapa perusahaan Sinar Mas.

Sinar Mas merupakan brand dari perusahaan yang bergerak melalui tujuh pilar bisnis diantaranya; Pulp dan Kertas, Agribisnis dan Pangan, Layanan Keuangan, Pengembang dan Realestat, Telekomunikasi, Energi dan Infrastruktur, serta Layanan Kesehatan.

Dalam perjalanan karir di grup, Franky sejak 1996 menduduki posisi CEO di Golden Agri-resources Ltd. dan pernah menjadi Kepala Divisi Produk Agri-Bisnis dan Makanan Konsumen Grup Sinar Mas. Dia juga sempat menjabat sebagai Wakil Presiden anak perusahaan GAR di Indonesia, PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. Posisi nomor satu di Sinarmas Land Ltd. pernah ia raih sejak 2000 hingga Desember 2006.

Meski demikian keluarga Widjaja juga tak lepas dari buah bibir lantaran salah satu anak dari pendiri Sinar Mas menggugat lima saudara tirinya pada November 2021. Hal tersebut dilaporkan oleh Freddy Widjaja kepada Indra Widjaja, Muktar Widjaja hingga Franky Oesman Widjaja.

Freddy bahkan melaporkan saudara tirinya tersebut ke Amnesty International terkait dengan hilangnya hak hukum dia sebagai anak dari alm. Eka Tjipta Widjaja. Dirinya meminta hak sebagai ahli waris yang sah dari almarhum Eka Tjipta Widjaja.
 
Opsi Merger Axiata dan Sinarmas Muncul Sejak 2021

Dua tahun lalu Axiata Group Bhd dan Grup Sinarmas tengah menjajaki opsi merger antara XL Axiata dan Smartfren. Isu ini sempat hilang hingga dua tahun berselang kembali muncul sekarang.

Dalam laporan Bloomberg News pembicaraan diantara kedua perusahaan kembali berlangsung. Opsinya tidak hanya merger atau penyatuan kedua perusahaan telekomunikasi yang dikendalikan oleh masing-masing pihak, Sinarmas dan Axiata Group, menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Opsi-opsi lain yang sedang dipertimbangkan adalah perjanjian berbagi jaringan dan kemitraan. Penjajakan potensi sudah dibicarakan lewat tim penasihat bisnis kedua perusahaan.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Wulan Retno mengatakan bahwa informasi terkait rencana merger tersebut masih spekulatif.

“Informasi ini menurut kami masih  spekulatif dan rumor, sehingga kami tidak bisa memberikan tanggapan lebih lanjut,” ujar Wulan kepada melalui pesan singkat. Sementara Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys memberi pernyataan bahwa dirinya  akan menunggu dan melihat perkembangan pembicaraan.

Seorang perwakilan Sinar Mas menyampaikan permintaan tersebut kepada Smartfren. Pembicaraan masih dalam tahap awal dan belum ada kepastian bahwa kesepakatan apapun akan terjadi, kata orang-orang tersebut.

Performa kedua saham perusahaan bergerak berbeda arah. . Saham Smartfren telah turun sekitar 18% pada tahun ini, dengan nilai perusahaan sekitar US$1,2 miliar. Sementara XL Axiata telah naik sekitar 18% tahun ini, dengan nilai perusahaan mencapai US$2,2 miliar.

Smartfren, sebuah unit dari Sinar Mas, memiliki 36 juta pelanggan pada akhir tahun 2022, menurut laporan tahunannya. Untuk XL Axiata mengoleksi 58 juta pelanggan per 30 Juni, menurut presentasi keuangan terakhirnya, dimana . Axiata memiliki sekitar 66% saham EXCL.

Pada perdagangan terakhir, Jumat (8/9/2023), saham FREN sempat drop 2 poin (3,45%) ke posisi Rp56/saham dibandingkan harga penutupan kemarin, Rp58/saham. Mengakhiri perdagangan FREN melaju 2 poin (3,45%) dan bertahan di level Rp60/saham.

Saham FREN sempat menyentuh posisi tertinggi, Rp61/saham. Total perdagangan perusahaan tercatat 671 juta saham dengan nilai Rp39,5 miliar.

Saham EXCL kemarin juga sempat turun 40 poin (1,75%) ke posisi Rp2.240/saham, namun hingga sore hari saat perdagangan berhenti perusahaan mengalami kenaikan 60 poin (2,63%) dan berada di level Rp2.340/saham.

EXCL   sempat menyentuh posisi tertinggi, Rp2.360/saham. Total perdagangan perusahaan tercatat 48,71 juta saham dengan nilai total Rp111,9 miliar.

(prc/wep)

No more pages