Rumah Sakit Tongren tidak memberikan tanggapan terkait isu tersebut.
Beberapa dokter yang diwawancarai oleh The Economic Observer mengatakan manajer senior rumah sakit berjanji kepada mereka bahwa ptongan gaji berdasarkan kinerja akan dibayarkan pada bulan Januari nanti.
Namun, berita ini telah membuat banyak orang marah, merasa keputusan rumah sakit diartikan karyawan biasa yang harus menanggung beban utama dari kampanye anti-korupsi pemerintah.
Seorang ahli saraf yang berbasis di provinsi Tiongkok bagian barat, Sichuan, menyebut hal tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap undang-undang ketenagakerjaan China.
"Jika Anda benar-benar menganggap ada korupsi, Anda harus menyelidiki hingga tuntas. Apa gunanya mengurangi gaji seorang karyawan biasa," tulisnya di akun Weibo.
Hu Xijin seorang mantan editor surat kabar Global Times dalam akun Weibo-nya juga mengatakan langkah ini juga membuat dokter khawatir bahwa rumah sakit lain di Tiongkok bisa mengikuti jejak yang sama
"Perjalanan sulit bagi seseorang untuk menjadi dokter berpengalaman. Itulah yang membuat pendapatan mereka yang cukup tinggi menjadi beralasan," kata Hu.
"Potongan gaji yang tersebar luas dalam sistem perawatan kesehatan seharusnya menjadi hal yang sangat tidak diinginkan,” tambahnya.
— Dengan asistensi dari Jinshan Hong.
(bbn)