Agnieszka de Sousa - Bloomberg News

Bloomberg, Harga pangan global kembali mengalami penurunan ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir. Hal ini terjadi di tengah melimpahnya pasokan minyak goreng hingga produk susu. Namun masih ada kekhawatiran terkait aliran bahan makanan pokok utama di sejumlah wilayah.

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) PBB mengatakan pada Jumat (8/9/2023) indeks harga komoditas pangan turun 2,1% bulan lalu karena permintaan yang rendah dan produksi minyak nabati dan susu yang baik. Indeks tersebut telah turun 24% sejak mencapai rekor tertinggi pada Maret 2022, ketika invasi Rusia mengganggu ekspor biji-bijian.

Biji-bijian telah menjadi salah satu pendorong utama penurunan ini sejak tahun lalu. Hasil gandum Rusia yang baik untuk kedua kalinya telah membantu menekan harga dan ekspor Ukraina terus mengalir meskipun kesepakatan biji-bijian lewat Laut Hitam telah berakhir, ditambah dengan serangan bertubi-tubi terhadap pelabuhannya. Amerika Serikat (AS) juga diperkirakan akan menghasilkan panen jagung yang mencapai rekor tertinggi meskipun panas ekstrem di akhir musim tanam berisiko mengurangi hasil panen.

Ada juga ancaman pasokan lainnya. India telah memberlakukan pembatasan ekspor beras, yang merupakan bagian penting dari pola makan miliaran orang di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan indeks beras FAO mencapai angka tertinggi dalam 15 tahun terakhir bulan lalu.