Zambia dan Venezuela telah meminta bantuan ekonomi dari China dalam beberapa tahun terakhir karena kesulitan membayar utang berjumlah besar, sebagian besar kepada Beijing.
Di sisi lain, Presiden Joe Biden berencana untuk mendorong keringanan utang bagi negara-negara miskin dan mengumumkan pendanaan untuk proyek-proyek infrastruktur di KTT G-20 akhir pekan ini.
Meskipun Zambia dan Venezuela merupakan bagian penting dari perbincangan global terkait utang, keduanya bukan anggota G-20. Kelompok ini telah setuju untuk memberikan keanggotaan permanen kepada Uni Afrika, seperti yang dilaporkan Bloomberg News pada Kamis, sebuah langkah yang akan memberi Zambia kesempatan untuk berpartisipasi dalam KTT mendatang.
Membangun Kembali Ikatan
Kunjungan Maduro ke negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu terjadi ketika China dan Venezuela sedang berusaha memulihkan hubungan setelah beberapa tahun mendingin, juga di tengah rivalitas Washington-Beijing yang semakin intens. Pertemuan dengan Xi Jinping akan menjadi pertama kalinya kedua pemimpin bertemu setelah lima tahun.
China menjadi pemberi pinjaman utama bagi Venezuela pada tahun 2007, ketika pertama kali memberikan dana untuk proyek-proyek infrastruktur dan minyak di bawah pemerintahan mendiang Presiden Hugo Chávez. Sekarang, pemerintahan Maduro berupaya mengumpulkan lebih banyak uang dari kekayaan minyak Venezuela yang besar sebelum dia mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden ketiga.
Biden juga berupaya melibatkan pejabat Venezuela dalam pembicaraan tentang penghapusan sanksi sebagai imbalan untuk mengizinkan pemilihan yang adil tahun depan. Setelah Venezuela gagal membayar utang pasar internasional sebesar US$60 miliar pada tahun 2017, negara itu tidak dapat berinteraksi dengan para pemegang obligasi karena sanksi ekonomi yang menghalangi investor AS berurusan dengan pemerintahan Maduro.
Sikap China yang berpartisipasi dalam negosiasi restrukturisasi utang semakin penting, mengingat perannya sebagai kreditor terbesar bagi banyak negara miskin.
Zambia menjadi negara pertama yang mendapatkan keringanan utang besar melalui apa yang disebut Kerangka Umum (Common Framework) sejak awal tahun ini. Peran penting China dalam kesepakatan tersebut untuk merestrukturisasi utang bilateral sebesar US$6,3 miliar menjadi acuan tentang bagaimana koordinasi antara pemerintah China, Paris Club, dan pemegang obligasi dapat berjalan.
Awal bulan ini, Ketua IMF Kristalina Georgieva mengatakan organisasi tersebut memiliki "kemitraan yang kuat" dengan China selama kunjungan.
Skenario Serentak
Saat Xi menjamu kedua pemimpin dunia di negaranya, Perdana Menteri China Li Qiang akan mewakili China dalam KTT G-20 di New Delhi. Gedung Putih mengatakan Biden tidak berniat bertemu dengan Li selama KTT tersebut. Ketidakhadiran Xi kemungkinan akan memperburuk hubungan Beijing dengan tuan rumah KTT, India, yang sudah buruk.
Sementara itu menurut pernyataan dari Gedung Putih, Biden dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di ibu kota India pada Jumat malam.
Acara internasional besar berikutnya bagi Xi tampaknya akan menjadi forum Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) ketiga di Beijing bulan depan. Lebih dari 90 negara telah mengkonfirmasi kehadiran mereka, seperti yang diungkap oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada para wartawan dalam jumpa pers reguler pada Kamis, tanpa memberikan rincian.
Sejauh ini, hanya satu pemimpin dunia yang dipastikan menghadiri acara tersebut, yaitu Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia akan melakukan perjalanan ke luar negeri pertamanya sejak surat perintah penangkapan atas tuduhan kejahatan perang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court).
- Dengan asistensi dari Fran Wang.
(bbn)