Tidak tertutup kemungkinan, nilai total penyerapan DHE bulan ini bisa dua kali lipat dari nilai Agustus. Bank Indonesia dalam pernyataan sebelumnya memperkirakan, efektivitas regulasi DHE itu kemungkinan baru akan signifikan dampaknya tiga bulan ke depan, atau akhir kuartal IV-2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, regulasi itu diperkirakan bisa membawa tambahan nilai cadangan devisa antara US$ 8 miliar sampai US$ 9 miliar per bulan mulai Desember nanti.
Sementara menurut perhitungan ekonom, kebijakan repatriasi devisa hasil ekspor bisa menyumbang cadangan devisa senilai total US$ 12 miliar sampai US$ 15 miliar selama Agustus-Desember. "Cadangan devisa sampai akhir tahun nanti masih akan terjaga di kisaran US$ 135 miliar hingga US$ 150 miliar," kata Faisal Rachman, ekonom senior Bank Mandiri dalam catatannya.
Nilai cadangan devisa RI mencatat penurunan pada Agustus sebesar US$ 600 juta, terutama akibat terkuras kebutuhan bank sentral mengintervensi tekanan terhadap rupiah di pasar. Selain juga karena adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kebijakan penempatan wajib devisa hasil ekspor sebesar 30% dari nilai transaksi selama minimal 3 bulan berlaku mulai 1 Agustus. Regulasi wajib ini memberikan sanksi bagi para eksportir yang mangkir dari kewajiban, sembari memberikan insentif berupa keringanan pajak penghasilan atas deposito valas DHE.
Bank Indonesia juga sudah menyiapkan tujuh instrumen penempatan DHE SDA, yaitu Rekening khusus DHE SDA di Bank/LPEI, deposito valas dari bank, promissory note LPEI, term-deposits (TD) valas DHE dari deposito valas bank, TD valas dari promissory note LPEI, swap Valas dari eksportir/nasabah ke Bank, serta swap valas dari bank ke BI.
(rui)
