TikTok Shop berhadapan langsung dengan Amazon.com Inc. dengan target meraih total transaksi (GMV) US$20 miliar (sekitar Rp305 triliun) tahun ini, dalam laporan Bloomberg News sebelumnya. Hal yang disebut sebagai perdagangan berbasis komunitas, berdasarkan sumber yang mengetahui masalah ini.
TikTok Shop sebagai social commerce, menggabungkan dua fitur dalam satu aplikasi —bisnis media sosial dan e-commerce— menjadi potensi tersendiri. Pengguna akan berkumpul dalam ceruk berbasis ketertarikan dan minat masing-masing bidang.
Namun, dalam versi awal dari penelusuran belum ada bukti penerapan algoritma ultra-personalisasi pada video-video berdurasi pendek TikTok—yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan menarik perhatikan pemakai smartphone.
Pada bisnis online market terdapat isu yang sama dengan pasar bebasnya, seperti yang dihadapi Amazon. Kategori dan sub-kategori produk dipenuhi dengan pilihan yang sangat banyak: seperti pada kanal The Home & Kitchen menyajikan daftar produk tempat sampah mini 37 sen, hingga meja komputer US$16, serta alas tempat tidur berbahan polyester US$8,43.
Nama-nama brand asing dengan harga tidak masuk akal muncul dalam daftar kanal tersebut dan berjumlah banyak, yang memantik pertanyaan apakaah ini barang asli atau palsu.
TikTok membantah dan menyatakan pernyataan itu “menyesatkan” dan tidak “merepresentasikan pengalaman TikTok.”
Pasar menyoroti harga - yang sangat murah dan terpampang jelas. Belum lagi dengan penawaran potongan diskon lewat kupon, atau fitur gratis ongkos kirim (ongkir), yang juga menjadi perhatian.
Dalam mekanisme penawaran, TikTok menampilkan produk sudah terjual berapa kali, hingga menciptakan keinginan membeli segera, lengkap dengan waktu mundur atas barang-barang yang didiskon.
Tidak ada merek yang tercantum sebelum mengklik sebuah produk. Mayoritas nama produk tampaknya lebih disesuaikan dengan teknologi algoritma dan mesin pencari, dibandingkan peran pengguna.
Dalam laporan Bloomberg News, terdapat daftar penawaran “Celana Pendek untuk Olahraga” yang menampilkan foto model perempuan sedang tersenyum.
TikTok juga menampilkan “Penawaran Hari Ini”, dengan produk yang tampil di halaman depan adalah serum perawatan wajah
Banyak produk yang dipajang pada etalase dengan harga diskon US$7,99dari US$39. Beberapa penjual TikTok mengatakan bahwa produk tersebut diproduksi di China, sementara produk COSRX mengatakan pada kemasannya bahwa produk tersebut dibuat di Korea.
“Betul ini [produk] asli, ya,” kata penjual tersebut dalam sebuah pesan di TikTok. “Toko baru ini menawarkan diskon selama acara berlangsung."
Penjual tidak menanggapi pertanyaan alasan kenapa produk yang mereka jual diproduksi di China. CORSX tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan Bloomberg.
Jenis produk lain yang dijajakan adalah drone kamera dengan harga diskon dari US$999 menjadi tinggal US$88, kemudian tumbler dari Stanley tanpa mencantumkan nama merek pada judul atau deskripsi, serta lampu LED yang tidak sesuai dengan nama merek dalam informasi produk.
“Bahkan dalam pengujian, ada lebih dari 200.000 pedagang AS yang terverifikasi di TikTok Shop, yang menjual produk secara sah - termasuk lebih dari 150.000 produk kecantikan yang telah divalidasi melalui proses kami dan mewakili beberapa nama besar dalam bisnis kecantikan," kata juru bicara TikTok.
Pada bulan Juni, seseorang yang mengetahui strategi penjualan untuk pasar AS mengatakan bahwa perusahaan berfokus pada penjual Amerika. Strategi itu tampaknya telah berubah.
Pencarian cepat dari perangkat mengungkapkan sejumlah merek China di TikTok Shop yang telah dihapus oleh Amazon dari platformnya karena memalsukan ulasan pelanggan.
Guangdong SACA Precision Manufacturing juga telah didepak dari platform Amazon pada Juni 2021. Produk dari Taotronics dan VAVA saat ini tersedia di TikTok. Begitu pun headset Mpow. Merek yang terafiliasi dengan Shenzhen Qianhai Patozon Network & Technology Co. terusir dari Amazon namun tampil di TikTok.
Ketika pengguna melakukan checkout dari tab Toko, pembelian dari beberapa penjual dapat dilakukan pada saat yang sama di kasir yang sama. Bloomberg melaporkan bahwa TikTok memproses pembayaran melalui aplikasinya, yang berarti perusahaan juga akan mengumpulkan informasi terkait pengguna, termasuk detail kartu, alamat penagihan, dan alamat pengiriman.
Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan pengawasan atas bisnis TikTok. Perusahaan telah berada di bawah tekanan dari pemerintah federal, negara bagian dan lokal atas praktik privasi datanya.
Hadirnya TikTok telah memicu kekhawatiran keamanan nasional, mengenai apakah orang Amerika dapat dilacak atau dipengaruhi oleh aplikasi ini.
Meski demikian TikTok menegaskan mereka bekerja telah mengisolasi data sensitif dari para penggunanya di Amerika sehingga hanya regulator di Amerika yang dapat mengaksesnya melalui unit terpisah yang disebut USDS.
(bbn)