Ini pernah dihadapi oleh Apple sebelumnya. Lima tahun lalu Apple gagal memenuhi target penjualan iPhone XS dan XR karena penjualan di China lesu.
Di depan umum Apple berkilah penyebabnya adalah perang dagang AS-China dan kondisi ekonomi di negara itu. Tetapi dalam satu surat elektronik internal untuk dewan komisaris perusahaan, CEO Apple Tim Cook juga mengutip faktor nasionalisme China dan peningkatan persaingan dari produsen lokal China.
Saat itu pemerintah Donald Trump baru saja memasukan Huawei ke dalam daftar hitam dan terjadi ketegangan hubungan AS-China yang menyulitkan perusahaan-perusahaan yang tergantung pada pasar negara Asia itu.
Pemasukan Apple dari China di tahun fiskal 2019 dan 2020 turun, sebelum berbalik pada 2021. Seperlima penjualan perusahaan ini diperoleh dari China yang juga merupakan rantai pemasok utama Apple.
Kini pertanyaannya adalah apakah Apple akan menghadapi situasi tahun 2019 itu lagi? Larangan pemerintah China yang terus meluas merupakan satu tanda buruk. Semakin banyak pegawai di kantor pemerintah dan BUMN yang dilarang mempergunakan iPhone di kantor.
Berita ini membuat harga saham Apple turun dalam dua hari belakangan dan memotong nilai perusahaan itu sebesar US$190 miliar.
Juru bicara Apple di Cupertino, California menolak memberi komentar terkait artikel ini.
Anggota DPR AS juga membuka kembali pengawasan pada pemasok Huawei dan sebgian dari mereka meminta agar AS menghantikan seluruh ekspor ke perusahaan teknologi China yang kontroversial itu.
Protes terkini berpusat pada pembuat cip terbesar China, Semiconductor Manufacturing International Corp., yang diduga oleh anggota DPR negara itu melanggar sanksi AS dengan memasok komponen canggih untuk ponsel terbaru Huawei.
Para anggota badan Legislatif AS itu juga mengusulkan larangan TikTok yang dimiliki oleh ByteDance Ltd, perusahaan asal China.
Kondisi ini membuat sikap anti-Apple menyebar di media sosial China. Bahkan ada spekulasi bahwa China Mobile Ltd, perusahaan telpon selular terbesar di China, tidak berniat menyediakan iPhone 15. Namun perusahaan itu membantah spekulasi tersebut.
Satu rekaman video yang ditayangkan di dunia maya pada Rabu (6/9/2023) memperlihatkan antrian panjang di satu toko Apple di Guanzhou, namun komentar di postingan itu segera dipenuhi dengan retorika anti-Apple.
"Selama pencari kerja mempergunakan ponsel Apple, saya tidak akan memperkerjakan mereka," tulis satu komentar. Pengguna media sosial lain mengatakan tidak akan pernah "membeli ponsel Apple" dan "bangga dengan membeli ponsel Huawei." Komentar lain berbunyi, "Kenapa kita tidak bisa melarang penjualan Apple sementara Amerika sudah melarang Huawei?'
Tahun lalu China memerintahkan badan-badan pemerintah dan BUMN mengganti komputer buatan luar negeri dengan produk alternatif domestik pada 2024. Sejauh ini langkah itu belum memukul Apple karena unit bisnis Mac di China tumbuh 1,7%.
Sebenarnya larangan itu mungkin bagian dari tren yang sudah berjalan lama.
"Pejabat partai kemungkinan besar memang menghindari penggunaan produk Amerika di tempat kerja sebelum larangan resmi itu diterapkan," ujar Amit Daryani, analis dari Evercore ISI, dalam laporan yang diterbitkan Kamis (7/9/2023).
Bahkan, menurut perusahaan riset IDC, masih belum ada tanda-tanda terjadi peralihan besar-besaran dari Apple di pasar ponsel. Faktanya, perusahaan ini adalah satu dari sejumlah kecil perusahaan ponsel pintar yang mengalami pertumbuhan penjualan di kuartal kedua.
Produsen ponsel besar lain yang mencatat pertumbuhan adalah Huawe yang membukukan bagian pasar ponsel yang lebih kecil dari Apple di kuartal kedua.
Untuk saat ini, pasar China merupakan tempat yang menguntungkan di era pelemahan penjualan yang berkepanjangan. Penjualan Apple turun dalam tiga kuartal berturut-turut dan pendapatan diperkirakan akan kembali turun di periode terakhir. Dan ini menjadi rangkaian penurunan terpanjang yang dialami Apple dalam dua dekade.
Seri iPhone 15 yang dilengkapi dengan kotak titanium dan kemampuan kamera lebih canggih diharapkan bisa membantu perusahaan itu keluar dari jerat kelesuan penjualan tersebut.
China sendiri memiliki satu alasan untuk tidak menerapakn larangan iPhone secara lebih luas. Apple menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan warga di negara itu dan sulit bagi pemerintah untuk menghukum Apple tanpa berdampak pada warganya sendiri.
(bbn)