Di samping itu, BABP menghimpun dana pihak ketiga Rp12,31 triliun sampai akhir Juni. Posisi ini 2,80% lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kinerja MNC Bank ini juga didukung oleh rasio keuangan yang terjaga. Ditandai dengan rasio kecukupan modal yang berada pada level 30,94%, jauh lebih baik dibanding periode yang sama satu tahun lalu sebesar 21,06%. Rasio tersebut juga lebih tinggi dibanding rata-rata rasio kecukupan modal industri perbankan pada Juni 2023 yaitu 25,41%.
"MNC Bank optimis akan terus tumbuh berkelanjutan dan mencapai target kinerja sampai dengan akhir tahun 2023, sesuai rencana bisnis Perseroan yang sudah ditetapkan. Hal tersebut tercermin dari fungsi intermediasi bank dan berbagai indikator lain yang tetap menunjukkan pertumbuhan positif," jelas Rita.
Fase Kritis
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memberikan update terbaru perkembangan merger PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) atau Bank Nobu bersama MNC Bank. Menurutnya, keduanya saat ini memasuki fase kritis.
"Ini saat-saat critical, mereka sudah selesai evaluasi tapi sedang berbicara kepemilikan saham. Mungkin ada komplikasi teknis," jelas Dian dalam konferensi pers secara virtual Rapat Dewan Komisioner Juli 2023, Selasa (5/9/2023).
Kendati demikian, Dian memastikan kedua belah pihak tidak memiliki rencana untuk membatalkan rencana merger. "Saya bicara dengan mereka tidak ada masalah," katanya.
Untuk diketahui PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), bank milik konglomerat James Riady, telah menggelar rights issue bertajuk penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III. Akis korporasi NOBU ini rampung dengan terbitnya sebanyak-banyaknya 2,19 miliar saham atau setara 29,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD III. Rights issue menggunakan rasio 59:1.
Kala itu, setiap pemegang 59 HMETD berhak untuk membeli satu saham baru dengan nilai nominal Rp100/saham. Harga pelaksanaan aksi korporasi ini Rp410/saham. Sehingga, NOBU akan memperoleh dana segar Rp900,02 miliar. Aksi korporasi tersebut memberikan efek dilusi maksimal 29,35%.
PT Putera Mulia Indonesia yang juga merupakan pemegang saham utama NOBU menyatakan komitmennya sebagai pembeli siaga. Selain perusahaan ini, PT Cakrawala Prima Sentosa dan PT Inti Anugerah Pratama juga akan bertindak sebagai pembeli siaga. Keduanya juga merupakan pemegang saham NOBU.
NOBU akan menggunakan sekitar 82,14% dana hasil rights issue untuk belanja operasional atau operational expenditure (opex). sisanya akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex).
Dalam prospektus, jelas disebutkan, setelah PMHMETD III dilaksanakan, sejalan dengan upaya perseroan untuk terus tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang, tidak menutup kemungkinan bagi perseroan melakukan aksi korporasi lainnya, termasuk antara lain dengan bersinergi dan atau melakukan penggabungan usaha (merger) dengan entitas lain.
(mfd/dhf)