Para korban mengatakan bahwa Kitagawa memanfaatkan mereka sebagai pemain muda yang berharap menjadi artis, menjanjikan mereka peluang dalam dunia hiburan. Meskipun majalah berita mingguan Shukan Bunshun pernah melaporkan tentang pelecehan Kitagawa pada akhir 1990-an, dia tidak pernah diadili. Agensi yang dikenal luas sebagai Johnny's terus memegang kendali atas akses ke bintang-bintangnya dan citra mereka di industri hiburan.
Rilis sebuah dokumenter BBC pada bulan Maret yang merinci tuduhan terhadap Kitagawa mendorong beberapa korban untuk bersuara, dan kegemparan yang terjadi selanjutnya membuat agensi itu mengeluarkan permintaan maaf yang jarang terjadi dan setuju untuk melakukan penyelidikan independen. Bulan lalu, anggota kelompok hak asasi manusia PBB juga menyelidiki kasus ini dan meminta Jepang untuk lebih baik melindungi anak-anak dari pelecehan seksual.
Namun, beberapa korban lain mengkritik agensi karena sebelumnya tidak pernah mengakui adanya pelecehan yang dilakukan oleh Kitagawa. “Setelah begitu banyak orang yang bersuara, akhirnya kami mengkonfirmasi ini sebagai fakta,” kata Fujishima yang terlihat menangis saat konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa dia akan tetap menjadi direktur di agensi tersebut untuk mengorganisir bantuan bagi korban. Dia akan digantikan oleh Noriyuki Higashiyama, seorang mantan idola remaja. Dia adalah orang pertama dari luar keluarga yang memimpin perusahaan tersebut. Laporan penyelidik menyalahkan ibu almarhum Fujishima, Mary Yasuko Fujishima, karena mengabaikan tindakan yang salah pendiri perusahaan.
Higashiyama mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang pelecehan yang dilakukan pendiri perusahaan, meskipun dia pernah mendengar rumor. "Saya telah percaya pada Mr. Kitagawa, dan tidak pernah membaca artikel tentang pelecehan ini," katanya,
Sekarang dia mengerti apa yang terjadi dan bersedia memastikan bahwa agensi tersebut memiliki struktur tata kelola yang tepat untuk mencegah pelecehan. "Akan memerlukan waktu untuk mengembalikan kepercayaan, tetapi saya akan mengabdikan sisa hidup saya untuk masalah ini," tambahnya.
Salah satu pelapor, Junya Hiramoto, yang melaporkan tindakan Kitagawa pertama kali, mengatakan pengunduran diri Fujishima tidaklah cukup dan agensi tersebut seharusnya memberikan dana untuk membantu mengganti rugi para korban.
"Pengunduran diri hanyalah pertunjukan," kata Hiramoto, yang sekarang menjadi perwakilan asosiasi korban.
(bbn)