Logo Bloomberg Technoz

Bukan sekadar mencari untung sebesar-besarnya dan terseret arus FOMO, investor pemula penting mengetahui instrumen apa yang tepat untuk mendukung tujuan keuangan dan profil risikonya. 

Nah, berikut ini beberapa pilihan produk investasi yang cukup ideal menjadi pengalaman pertama para investor pemula:

1. Deposito Bank Digital

Deposito secara genetik adalah produk perbankan, bukan diarahkan menjadi instrumen investasi pasar modal. Itu dengan asumsi deposito memberikan rate atau bunga di bawah atau sesuai dengan tingkat bunga penjaminan LPS. 

Namun, deposito bank digital memiliki profil berbeda dan lebih tepat diperlakukan sebagai instrumen investasi menilik risikonya yang tidak kecil dan tidak mendapatkan penjaminan LPS.

Deposito bank digital menawarkan bunga yang jauh lebih tinggi melampaui bunga penjaminan LPS. Bahkan tidak sedikit yang menawarkan di atas 7% per tahun. Bandingkan dengan tingkat bunga deposito konvensional yang rata-rata tawarannya di bawah 4,25% per tahun. 

Bukan cuma itu, deposito bank digital juga memberi syarat nilai minimal pembukaan simpanan mulai Rp100.000 saja, jauh lebih kecil dibandingkan deposito konvensional yang menetapkan setoran minimal Rp10 juta. 

Dengan kata lain, cukup dengan modal kecil, seorang investor pemula sudah bisa berpeluang menggaet cuan di atas 6%-8% per tahun dengan menempatkan dana di deposito digital. Tingkat cuan itu melampaui tawaran kupon SBN ritel yang tak sampai 7% per tahun. Apalagi bila dibandingkan return reksa dana yang sejauh ini bertahan di kisaran 5% saja untuk fixed income mutual fund.

Dengan modal ringan dan potensi cuan tinggi, deposito digital tentu saja memberikan risiko yang setara. Tanpa penjaminan LPS, apabila terjadi krisis likuiditas di bank tersebut, dana yang disimpan oleh investor bisa hilang dan tidak mendapatkan penggantian dari lembaga penjamin simpanan.

2. SBN Ritel

Pemerintah cukup rajin membuka penawaran berinvestasi di instrumen surat berharga negara. Tahun ini, pemerintah menargetkan bisa mendapatkan Rp130 triliun dari penerbitan SBN ritel sampai akhir tahun nanti.

Beberapa jenis SBN ritel sudah pernah dirilis dan hampir kesemuanya mendapatkan animo besar dari para investor ritel. Mulai dari Saving Bond Ritel, Sukuk Tabungan, Obligasi Ritel hingga Sukuk Ritel.

Yang terakhir ditawarkan adalah sukuk ritel seri SR019 yang memberikan kupon mulai 5,95% sampai 6,10% tergantung dari tenor atau jangka waktu memegang surat utang syariah tersebut. 

Investor pemula bisa menimbang berinvestasi di SBN ritel menilik modal yang tidak besar, mulai Rp1 juta dan tawaran keuntungan di atas inflasi serta risiko yang cukup moderat. Penerbit SBN ritel adalah pemerintah RI di mana selama negara tidak terjebak dalam krisis utang, maka risiko gagal bayar kupon obligasi atau default bisa dibilang kecil sekali.

3. Reksa Dana

Reksa dana masih menarik bagi investor yang masih belum berani terjun langsung berinvestasi di aset-aset seperti saham, surat utang atau deposito.

Reksa dana merupakan produk investasi di mana para pemodal menginvestasikan uang di sebuah kontrak investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi.

Dana investor yang ditempatkan itu diputar oleh manajer investasi di aset-aset yang menjadi underlying asset. Misalnya, reksa dana saham diputar di saham-saham tertentu, lalu reksa dana pendapatan tetap diputar di instrumen surat utang, dan lain-lain.

Reksa dana bisa dimulai dengan modal investasi ringan mulai Rp100.000. Namun, kinerja belakangan ini kurang menarik. Reksa dana saham misalnya, return setahun terakhir rata-rata -5,14%. Sementara reksa dana campuran -0,14%. Reksa dana pendapatan tetap masih mampu mencetak return positif 5,12% year-on-year sampai Agustus lalu disusul oleh reksa dana pasar uang return 3,64%.

(rui)

No more pages