"Kami percaya peningkatan ini akan berlanjut di masa depan," kata Shibata di fasilitas pelatihan maskapai itu dekat Bandara Haneda.
Untuk saat ini, pelepasan air limbah dari pembangkit Fukushima, yang rusak akibat tsunami yang dipicu oleh gempa bumi tahun 2011 di Jepang itu tampaknya hanya memiliki dampak kecil pada pemesanan perjalanan dari China. Ada penurunan 7% dalam pemesanan kursi untuk periode November 2023-Maret 2024 per 29 Agustus dibandingkan dengan 18 Agustus, demikian menurut data dari Cirium.
Sebelum pandemi, ANA biasa terbang sebanyak 175 penerbangan pulang-pergi per minggu antara Jepang dan China, dan saat ini berencana untuk terbang 76 penerbangan setiap minggu selama musim dingin, atau 43% dari kapasitas sebelumnya. Shibata mengatakan ANA akan "meningkatkan jumlah penerbangan untuk merespons peningkatan permintaan."
Jepang juga telah menjadi titik transit penting bagi wisatawan dari Asia Tenggara dan China yang ingin mencapai Amerika Utara karena jumlah penerbangan langsung antara AS dan China yang terbatas.
"Karena ada permintaan di rute AS dan China, kami meresponsnya," kata Shibata.
(bbn)