Laura Millan - Bloomberg News

Bloomberg, Musim panas ini tercatat sebagai musim panas yang paling membara sepanjang sejarah secara global, dengan selisih yang signifikan.

Disampaikan oleh badan pengamat bumi Eropa, Copernicus, suhu pada Juni, Juli, dan Agustus naik sebesar 0,66 derajat celcius di atas rata-rata antara 1991 hingga 2020. Agustus merupakan bulan terpanas secara global yang pernah tercatat, dan bulan kedua yang paling panas sepanjang sejarah, setelah Juli 2023.

"Bukti ilmiahnya sangat kuat," kata Samantha Burgess, wakil direktur Layanan Perubahan Iklim Copernicus. "Kita akan terus melihat lebih banyak catatan iklim dan cuaca ekstrem yang lebih intens dan sering berdampak pada masyarakat dan ekosistem, sampai kita berhenti menghasilkan gas rumah kaca."

Emisi gas rumah kaca telah memanaskan planet ini sekitar 1,1 derajat celsius sejak zaman pra-industri. Panas yang intens dan hujan yang turun tiba-tiba menyebabkan puluhan ribu korban jiwa dan kerugian miliaran dolar di setiap benua. Upaya untuk mengurangi jejak karbon manusia masih belum cukup untuk memperlambat laju perubahan iklim, dengan emisi global mencapai rekor pada 2022.