Arm memiliki pelanggan kelas kakap. Mereka adalah perusahaan-perusahaan teknologi raksasa — termasuk Apple Inc, Nvidia Corp, Advanced Micro Devices Inc, Google Alphabet Inc, Intel Corp, MediaTek Inc, TSMC Partners Ltd, Synopsys Inc, dan Cadence Design Systems Inc.
Sebagai pelanggan, beberapa perusahaan teknologi seperti Apple Inc, Nvidia Corp, Advanced Micro Devices Inc, Google Alphabet Inc, Intel Corp, MediaTek Inc, TSMC Partners Ltd, Synopsys Inc, dan Cadence Design Systems Inc. — dilaporkan bersedia menjadi investor utama dalam IPO. Mereka menyatakan ketertarikannya untuk membeli sebanyak 735 juta saham.
Mark Liu, Chairman Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. mengatakan di Taipei bahwa mereka masih mempertimbangkan investasi di Arm. TSMC akan membuat keputusan akhir minggu ini.
Arm diketahui telah memperpanjang perjanjian dengan Apple sehingga durasi berlangsung hingga 2040, menurut pengajuan tersebut. Langkah ini akan melanjutkan “hubungan kolaborasi kami yang telah berlangsung lama dengan Apple dan akses Apple ke arsitektur Arm,” ucap perancang cip tersebut.
Perjanjian ini merupakan komitmen terhadap Arm oleh Apple. Sedangkan perusahaan teknologi lain tidak mengalami meningkatan komitmen. Qualcomm Inc, NXP Semiconductors NV, dan pembuat cip lain mengembangkan teknologi yang disebut RISC-V, yang dapat mengurangi ketergantungan industri pada Arm.
Barclays Plc, Goldman Sachs Group Inc, JPMorgan Chase & Co. dan Mizuho Financial Group Inc, sebagai pihak yang memimpin IPO Arm, dengan 24 penjamin emisi lainnya di bawahnya.
Arm berencana untuk mengubah namanya menjadi “Arm Holdings Plc” sebelum mulai diperdagangkan di Nasdaq Global Select Market dengan simbol ARM.
Jika debut IPO sukses, menjadi berkah pula untuk founder SoftBank, Masayoshi Son, di mana entitas Vision Fund-nya mengalami kerugian sebesar US$30 miliar tahun lalu.
Target valuasi Arm mencerminkan keyakinan bahwa perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari hype permintaan cip kecerdasan buatan dan AI generatif. Untuk diketahui telah terjadi pergeseran industri, dengan Nvidia kini telah dihargai US$1,2 triliun.
Meskipun teknologi Arm digunakan di hampir semua ponsel pintar, teknologi ini tidak terkenal di kalangan konsumen. Arm menjual blue print dalam mendesain mikroprosesor. Arm juga melisensikan teknologi yang dikenal sebagai set instruksi penentu kerja program software saat berkomunikasi dengan cip tersebut.
Efisiensi daya dari teknologi Arm membantu membuatnya ada dipakai pada setiap ponsel, di mana daya tahan baterai sangat penting.
CEO Arm, Rene Haas,berupaya memperluas pasar ponsel pintar, yang mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir. Targetnya adalah komputasi yang lebih canggih, terutama cip untuk data center dan aplikasi AI. Prosesor untuk pasar tersebut termasuk yang paling mahal —sekaligus menguntungkan — di industri ini.
- Dengan asistensi Ben Dummett, Ian King, Amy Or dna Liana Baker
(wep)