Dalam sebuah temuan lainnya, menurut para sumber yang mengetahui perihal ini, timbul tanda tanya baru tentang asal usul komponen balon tersebut. Pasalnya, para pejabat mengatakan kepada anggota parlemen bahwa balon tersebut memiliki komponen buatan barat dengan tulisan berbahasa Inggris.
Belum jelas apakah tulisan itu ditemukan sebelum balon ditembak jatuh Sabtu atau ditemukan di reruntuhan sesudahnya. Operasi pemulihan muatan balon kini masih berlanjut.
Biro Investigasi Federal AS sedang menyisir puing-puing balon di lautan, namun pejabat FBI pada Kamis (09/02/2023) mengatakan kepada wartawan bahwa peninjauan masih dalam tahap awal dan agen belum melihat muatan utama balon tersebut.
Pengungkapan AS atas alat tersebut bakal menambah ketegangan pada hubungan AS-China. Administrasi Biden mengatakan pembuat balon, yang tidak disebutkan namanya, memiliki hubungan langsung dengan tentara China.
Menurut Departemen Pertahanan AS, China telah menolak permintaan panggilan telepon dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada Menteri Pertahanan China Wei Fenghe, tepat setelah balon itu ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari 2023.
“Selama beberapa bulan terakhir, tentara China memandang hubungan dua negara sebagai sesuatu yang dapat mereka nyalakan dan matikan untuk menyatakan ketidaksenangan dengan hal-hal yang sedang terjadi,” kata Asisten Menteri Pertahanan Ely Ratner kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat. Kamis.
“Kami pikir itu sangat berbahaya. Kami terus mengulurkan tangan,” lanjutnya.
Kementerian Pertahanan China mengatakan pada Kamis menolak untuk berbicara dengan AS mengenai balon itu karena AS menggunakan kekuatan untuk memusnahkan alat itu dan melanggar praktik internasional.
“AS belum menciptakan suasana yang tepat untuk berdialog,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei.
(bbn)