WSKT juga memperoleh kontrak proyek gedung dan kawasan Kemenko Paket 4, Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) 1, 2, 3 dan proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Terbaru, kami meraih kontrak proyek rusun untuk aparatur sipil negara (ASN). Nilai kontrak proyek ini sekitar Rp1,13 triliun.
Pernah Bikin Boncos
Proyek tol pernah menjadi isu di WSKT. Menurut Wakil Menteri BUMN Kartika mengatakan, setidaknya ada sejumlah tol yang membuat neraca keuangan emiten pelat merah ini memburuk.
"Terutama ada tiga tol yang memang kondisinya membuat keuangan WSKT semakin berat," kata Tiko, sapaan akrabnya, Rabu (24/5/2023).
Ketiga ruas tol itu adalah, Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapalbetung), Tol Becakayu, dan tol Kriyan Legundi-Bunder-Manyar yang merupakan bagian dari tol Surabaya-Mojokerto.
WSKT memang mengeluarkan dana besar untuk mengerjakan proyek Kapalbetung. Pada 2021 misalnya, WSKT melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) menyerap sebagian PMN Rp3 triliun untuk proyek tersebut.
Pada 2022, perusahaan kembali mendapat fasilitas pinjaman investasi senilai Rp2,9 triliun dari sejumlah kreditur.
Pengerjaan proyek tol Kapalbetung sendiri belum sepenuhnya rampung. Perkembangan atau progress pengerjaan proyek ini baru mencapai 65% per jelang akhir bulan lalu.
Tol Becakayu baru beroperasi sepenuhnya awal kuartal kedua tahun ini. Investasi proyek ini disebut mencapai Rp9,45 triliun. Sedang ruas tol Kriyan-Legundi-Bunder-Manyar beroperasi di pertengahan kuartal satu kemarin.
Dalam pengerjaannya, WSKT banyak menggunakan pinjaman bank maupun surat utang yang juga dikombinasikan dengan PMN.
"Tol tersebut membuat keuangan WSKT berat. Oleh karena itu, kami fokus untuk restrukturisasi terlebih dahulu dengan perbankan, adakan RUPO, untuk penundaan pembayaran," jelas Tiko.
"Sebenarnya, ujungnya ada di (tiga) tol ini. Jadi, yang kami fokuskan nanti adalah, ada penundaan pembayaran dan perpanjangan tenor sampai kita bisa selesaikan tol ini. Pemerintah kemudian minta penambahan modal untuk penyelesaian tol, sedang kami pertimbangkan apakah tetap melalui WSKT atau entitas lain," sambung Tiko.
Sistem Pembayaran
Ermy memastikan, WSKT saat ini lebih selektif dalam memilih proyek. Terutama, dalam hal kepastian pembayaran.
"Proyek setidaknya memiliki uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Resiko Konstruksi sehingga harapannya proyek–proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar
dan tepat waktu," jelas Ermy.
Selain itu, WSKT juga melakukan strategic partnership atas ruas tol. Langkah ini dinilai mampi mengoptimalkan pendapatan dari tol-tol tersebut.
Ermy menambahkan, proyek-proyek di IKN memiliki kepastian pembayaran melalui monthly payment. "Sehingga, membuat arus kas WSKT menjadi lebih lancar," imbuhnya.
Strategi tersebut diharapkan mampu memperbaiki kinerja keuangan WSKT. Yang tak kalah penting, strategi ini dapat menumbuhkan kembali kepercayaan dari para kreditur.
(mfd/dhf)