Terkait dengan kemungkinan besaran harga Pertalite setelah dikonversi menjadi Pertamax Green 92, Luhut mengatakan pemerintah berupaya untuk meminimalisasinya agar tidak menjadi beban masyarakat.
"Ya kita akan tetap lihat agar rakyat itu jangan terbebani, itu kuncinya," tegas Luhut.
Nicke Tak Mau Bahas
Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menolak untuk kembali berkomentar dan mengelaborasi ihwal usulan perseroan mengonversi Pertalite RON 90 menjadi Pertamax Green 92 pada tahun depan.
“Saya enggak mau bahas itu. Kan saya bilang, tidak untuk didiskusikan. Itu internal saja ya. Sudah ya. Statement saya sudah lengkap, dari Pertamina juga ada. Itu adjustment kami,” tegasnya.
Sebelumnya, Nicke mengungkapkan rencana untuk mengonversi Pertalite dengan bauran bioetanol 7% (E7), menjadi Pertamax Green 92, meski masih sebatas usulan kepada pemerintah. Usulan tersebut menuai kontroversi di DPR dan kalangan masyarakat lantaran dinilai tidak urgen dan berisiko malah membebani anggaran negara.
Namun, jika pemerintah menyetujui Pertamax Green 92 menggantikan Pertalite pada 2024, Nicke memastikan harga jualnya akan diregulasi layaknya jenis BBM khusus penugasan (JBKP), yang nilainya tidak dilepaskan ke mekanisme pasar.
“Ada mekanisme subsidi atau kompensasi di dalamnya. Kami mengusulkan [Pertamax Green 92] dengan harga yang sama [dengan Pertalite]. [...] Jadi usulannya itu. Namun, kembali lagi, supaya tidak menjadi perdebatan di publik, saya ingin menjelaskan bahwa ini adalah hasil dari kajian internal kami yang kami usulkan ke pemerintah. Namun, implementasinya, tentu ini menjadi ranah pemerintah untuk memutuskan,” ujarnya dalam dapat dengan pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, akhir Agustus.
Dalam rapat itu, Nicke juga mengutarakan rencana Pertamina untuk hanya menjual tiga jenis bensin pada 2024, yang diklaim lebih ramah lingkungan. Dari ketiganya, tidak akan ada lagi BBM bersubsidi jenis Pertalite.
Menurut Nicke, jenis bensin yang akan dijual perseroan pada tahun depan adalah Pertamax Turbo, Pertamax Green 92, dan Pertamax Green 95.
(ibn/wdh)