Logo Bloomberg Technoz

Pasar Saham Asia Hadapi Tekanan, Suku Bunga Jadi Sentimen

News
10 February 2023 08:45

Ilustrasi Aktivitas di Asia (Dok Bloomberg)
Ilustrasi Aktivitas di Asia (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar Saham Asia berpotensi untuk mengalami penurunan pada Jumat (10/2/2023) setelah saham AS anjlok semalam, dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS bergerak naik. Para pelaku pasar mulai bersiap dengan proyeksi suku bunga yang lebih tinggi sebagai langkah Federal Reserve (The Fed) melawan inflasi.

Bursa saham Korea Selatan dan Australia mengalami tren turun. Pun demikian dengan kontrak berjangka Hong Kong. Pasar saham Jepang justru mengalami kenaikan tipis di awal perdagangan. Nikkei 225 kini tumbuh 214 poin atau 0,7% ke angka 27,803.5. S&P 500 juga mencatatkan koreksi sebesar 0,9% pada Kamis, Nasdaq 100 turun 1,02%, dan menghadapi penurunan mingguan pertamanya tahun ini.

Imbal hasil obligasi Australia dan Selandia Baru naik pada awal perdagangan, setelah imbal hasil obligasi Pemerintah bergerak naik sepanjang perdagangan Kamis. Hal ini mendorong acuan imbal hasil 10 tahunan naik 6 basis poin.

Penjualan obligasi Pemerintah yang tinggi turut mengikuti tanda-tanda lebih lanjut dari ketahanan ekonomi yang akan membuat pekerjaan Bank Sentral untuk mengendalikan Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi semakin sulit. Sementara itu, klaim tunjangan pengangguran AS naik, akan tetapi secara historis masih mencatatkan di level yang rendah, semakin memperkokoh gagasan tentang pasar tenaga kerja yang solid.

Prediksi harga pasar untuk suku bunga acuan AS akan mencapai puncaknya pada Juli, bergerak naik lebih tinggi saat investor mencerna data ekonomi terbaru, dan tanda-tanda dari para bankir bank sentral yang menunjukkan sinyal pengetatan lebih lanjut ke depan.