Kunjungan yang mungkin akan datang ini akan menjadi yang pertama bagi Kim di luar Semenanjung Korea sejak ia terakhir bertemu Putin empat tahun yang lalu.
Meskipun pertemuan tahun 2019 membahas kegagalan pembicaraan mengenai perlucutan senjata nuklir antara Korut dan AS, kunjungan mendatang kemungkinan akan dipengaruhi oleh invasi Rusia ke Ukraina. Pembicaraan akan difokuskan pada pengembangan kerja sama antara kedua negara, demikian menurut para sumber.
Pertemuan ini memberikan kesempatan bagi Putin untuk lebih memperkuat hubungan dengan negara di luar pengaruh AS dan Eropa. AS telah menuduh Korut selama berbulan-bulan memberikan senjata untuk membantu invasi Rusia di Ukraina.
AS telah memperingatkan tentang hukuman atas transfer senjata apa pun, dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih bahwa pembicaraan sedang berkembang antara kedua negara mengenai pemberian senjata dari Korut kepada Rusia untuk perang di Ukraina.
“Ini tidak akan memberi gambaran baik bagi Korut, dan mereka akan menanggung akibat atas ini di masyarakat internasional," kata Sullivan.
Baru-baru ini, Kim dan Putin saling bertukar surat, dan pejabat Rusia mengunjungi Pyongyang untuk membahas kemungkinan kesepakatan senjata, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby. Rusia juga pada bulan Juli mengusulkan latihan angkatan laut bersama dengan Korut dan China, seperti yang dilaporkan oleh Yonhap News, mengutip agen mata-mata Korea Selatan (Korsel), meskipun belum ada indikasi apakah Kim menerima tawaran tersebut.
The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa pemimpin Korut itu dapat melakukan perjalanan ke Rusia secepatnya, namun Kremlin tidak segera memberikan tanggapan atas kabar itu. Juru bicara Putin Dmitry Peskov menolak berkomentar tentang laporan mengenai kunjungan tersebut.
Gedung Putih sebelumnya mengatakan senjata yang dapat disediakan Korut kepada Rusia tidak akan secara signifikan mengubah situasi di medan perang. Senjata yang paling mungkin Pyongyang kirimkan akan berupa peluru artileri, roket artileri, dan peluru anti-tank.
Sebagai balasannya, Kim mencari bantuan Rusia dalam bidang teknologi canggih, termasuk satelit dan kapal selam, serta bantuan pangan, demikian dilaporkan New York Times dengan mengutip pejabat AS.
Salah satu tema forum pada tahun ini adalah perluasan perdagangan internasional, investasi, kerjasama ilmiah, dan teknis, kata Putin dalam pidatonya yang dipublikasikan di situs forum tersebut. Beberapa pejabat dari Mongolia, Laos, Myanmar, dan China juga dijadwalkan akan hadir.
(bbn)