Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan rupiah yang terjadi kemarin adalah terimbas sentimen negatif data ekonomi China yang menyeret semua kekuatan valuta Asia di hadapan the greenback.

Survei yang digelar pihak swasta di China menunjukkan sektor jasa di Tiongkok menunjukkan ekspansi di laju terlemah tahun ini pada Agustus, menambah gelapnya prospek perbaikan ekonomi Negeri Panda di tengah krisis properti yang masih mencemaskan pasar.

Harga minyak dunia hari ini telah menembus level di atas US$90 per barel menyusul langkah Rusia dan Arab Saudi memperpanjang kebijakan pemangkasan suplai minyak mereka.

Kenaikan harga minyak itu membebani stabilitas neraca pembayaran RI menyusul adanya potensi peralihan konsumen ke BBM subsidi berjenis Pertalite akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi baik di SPBU Pertamina maupun swasta.

Analisis teknikal 

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan potensi terjadi koreksi terbatas di antara area Rp15.280-Rp15.300/US$.

Sementara trendline garis ungu pada time frame daily menjadi resistance selanjutnya Rp15.225/US$. Kemudian, ada indikator MA-200 menjadi target penguatan optimis rupiah untuk dapat menguat pada level Rp15.196/US$

Selama nantinya nilai rupiah masih bertengger di atas Rp15.258/US$, maka masih ada potensi untuk melemah, namun apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp15.200/US$ dalam tren jangka menengah maka nilai rupiah berpotensi menguat hingga menuju Rp15.140/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 6 September (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

-- analisis teknikal M. Julian Fadli.

(rui)

No more pages