Ogi menyebutkan kekurangan modal nantinya akan diatasi melalui penggalangan dana maupun kucuran dana dari IFG life, serta Penyertaan Modal Negara (PMN). “Kemungkinan bridging dari IFG Life untuk pengalihan secepat mungkin 2023 ini,” ucapnya.
Adapun nantinya terdapat pemegang polis yang tidak bersedia dialihkan polisnya, maka Jiwasraya akan menjalankan program likuidasi dengan menjual aset-aset perusahaan. Hasilnya kemudian dipergunakan bagi para pemegang polis di Jiwasraya.
“Nanti ada revisi RPK perubahan yang melibatkan semua perusahaan dari asuransi Jiwasraya, IFG Life maupun IFG yang disepakati bersama para pemegang saham dan akan diserahkan kepada OJK sebagai dasar tindak lanjut ke depannya,” kata Ogi.
Direktur Utama IFG Life Harjanto Tanuwidjaja sebelumnya mengungkapkan, pengalihan polis dari Jiwasraya masih berlanjut. Hingga 31 Maret 2023, masih ada polis senilai Rp7,4 triliun yang belum dialihkan.
Ungkapan itu merujuk pada kebutuhan dana sekitar Rp8 triliun, yang dibutuhkan IFG Life untuk menyelesaikan peralihan polis. IFG Life diketahui telah menerima peralihan polis senilai Rp30,8 triliun. Dari jumlah ini, sebesar Rp14,1 triliun merupakan polis ritel, dan Rp16,77 triliun berasal dari polis asuransi.
Sementara, polis yang diterima oleh IFG Life dari Jiwasraya sampai tanggal 31 Maret 2023 ada sekitar 1.171 polis korporasi dan 156.187 polis ritel, sehingga totalnya polis yang diterima sampai saat ini ada 157.358.
IFG Life juga sudah membayarkan klaim untuk polis yang telah diterima dari Jiwasraya sebesar Rp3,04 triliun untuk polis korporasi. Sementara untuk polis ritel ada sekitar Rp. 4,53 triliun.
Harjanto menambahkan, sebagian besar korporasi justru sepakat untuk melanjutkan polis yang ada. "Sebagian besar korporasi berkomitmen untuk dilanjutkan lagi bahkan beberapa ada yang sudah beli produk kita," ucapnya.
(mfd)