Kepala negara Lithuania dan pemimpin Polandia menyuarakan peringatan atas ancaman dari pasukan Wagner bulan lalu. Hal itu terjadi setelah tentara bayaran pindah ke Belarus sebagai bagian dari kesepakatan dengan Yevgeny Prigozhin setelah pemberontakannya terhadap kepemimpinan militer Rusia yang gagal pada akhir Juni. Seorang pejabat senior Polandia menyerukan "isolasi total" di negaranya.
Kala itu, indikasinya semakin meningkat. Termasuk pernyataan dari otoritas Ukraina bahwa tentara bayaran telah mulai kembali ke Rusia.
Polandia dan negara-negara Baltik seperti Lithuania, Latvia, dan Estonia pada pekan lalu sepakat untuk berkoordinasi terkait rencana penutupan perbatasan jika insiden bersenjata terjadi, atau masuknya migran secara terorganisir. Namun mereka mengatakan tidak akan melakukan penutupan sepenuhnya.
"Jika situasinya menjadi lebih rumit, kita harus bertindak," kata Nauseda kepada LRT. "Jika situasinya tetap tidak berubah atau stabil, kita harus bertindak secara berbeda. Tidak ada yang ingin menutup perbatasan tanpa alasan."
Namun Nauseda mengatakan "rezim Belarus adalah ancaman" dengan atau tanpa kehadiran Wagner karena wilayah perbatasan telah menjadi sumber ketegangan sejak tahun 2021. Pada saat itu yakni ketika Minsk mengirim migran, sebagian besar dari Timur Tengah dan Afrika, ke Polandia dan negara-negara Baltik dalam upaya untuk menggoyahkan wilayah tersebut.
"Kelompok Wagner mungkin akan bergerak ke satu arah atau arah lain, tetapi Alexander Lukashenko, percayalah, tidak akan berubah dan retorikanya atau tujuannya terkait negara-negara NATO tidak akan berubah," kata Nauseda, merujuk kepada pemimpin otoriter Belarusia.
(bbn)