"Sebagai ASN (pj gubernur) tetap di tahun politik ini mengambil posisi netral, bukan politik praktis, tapi politik pemerintah untuk membangun daerah," ujar Tito.
Lantas, siapakah Bey Machmudin?
Pria dengan nama lengkap Bey Triadi Machmudin tersebut lahir di Cirebon, Jawa Barat, pada 15 April 1970. Dia adalah lulusan Sarjana Ekonomi di UNIKA Parahyangan dan magister Teknik di Institut Teknologi Bandung.
Dia pernah menjabat sebagai Asisten Deputi Dokumentasi dan Diseminasi Informasi Sekretariat Wakil Presiden pada era Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Boediono. Presiden Jokowi kemudian melantiknya sebagai Kepala Biro Pers Istana dari kalangan non militer, pada 2015.
Dia mulai menjabat sebagai Deputi Sekretariat Presiden pada Januari 2021. Sejak saat itu, Bey kerap nampak dalam sejumlah kegiatan Presiden Jokowi di dalam dan luar negeri.
Harta Naik Rp5 Miliar
Bey terakhir kali mengajukan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara pada Desember 2022. Pada saat itu, dia mencatatkan total kekayaannya mencapai Rp9,47 miliar. Angka ini naik lebih dari Rp5 miliar dari LHKPN 2021 yang tercatat baru mencapai Rp4,07 miliar.
Berdasarkan data KPK, Bey mencatatkan peningkatan harta berupa tanah dan bangunan dari Rp1,65 miliar menjadi Rp5,6 miliar. Dia memiliki dua tambahan tanah dan bangunan pada LHKPN 2022. Tanah dan bangunan dari hasil sendiri di Tangerang Selatan senilai Rp450 juga. Selain itu, tanah dan bangunan dari hibah di Kota Bandung senilai Rp3,5 miliar.
Peningkatan angka lainnya juga tercatat pada harta bergerak dari Rp100 juta menjadi Rp135 juta. Bey juga memiliki peningkatan kas yang sangat tinggi dari Rp2,71 miliar menjadi Rp4,2 miliar. Sedangkan besar hutangnya tetap tercatat Rp1,02 miliar.
Pada harta kendaraan, Bey justru mencatatkan pengurangan aset dari 9 unit kendaraan senilai Rp640 juta menjadi 6 unit kendaraan senilai Rp563 juta. Dia mengeluarkan tiga kendaraan dari daftar hartanya yaitu Motor Honda Astrea Prima tahun 1991, Sepeda Motor Honda tahun 1991, dan Mobil Toyota Vios tahun 2004.
(frg/ezr)