Dengan perubahan sumber gempa, lanjut Daryono, terdapat kemungkinan adanya off fault seismic, di mana gempa yang terjadi sebelumnya memicu sesar yang ada dekatnya. Meskipun demikian, kemungkinan tersebut masih akan dikaji lebih lanjut.
“Gempa tidak membunuh dan melukai tapi bangunan roboh yang mengakibatkan korban meninggal. Solusinya adalah masyarakat perlu menggunakan bangunan yang konstruksinya kuat atau bisa membuat bangunan ramah gempa dengan bahan ringan seperti kayu dan bambu,” tambahnya.
Selain itu, Dwikorita mengungkapkan kerusakan akibat gempa dipengaruhi oleh besaran magnitudo dan kedalaman sumber gempa. Gempa dengan magnitudo besar, namun sumbernya berada di laut kemungkinan tidak akan menimbulkan kerusakan. Sementara, gempa dengan magnitudo kecil yang sumbernya di darat lebih berpotensi menyebabkan kerusakan karena berada dekat dengan permukaan.
“Selain itu, kerusakan dapat dipengaruhi faktor ketahanan bangunan terhadap gempa dan jarak episenter terhadap lokasi kita,” katanya.
(tar/wep)