Bloomberg, Raksasa e-commerce Alibaba dan JD.com menjadi sensitif terhadap perkembangan ekonomi makro China dalam beberapa minggu terakhir. Meski demikian saham-saham properti China mencatatkan perbaikan pada perdagangan Senin (8/9/2023) kemarin.
Pada hari Senin, JD.com naik 5%, sementara Baidu melonjak naik 3,4%, seperti dilaporkan Callum Keown dilansir Barrons. Namun awal perdagangan Selasa pagi, Alibaba dan JD.com mengalami koreksi masing-masing 0,32% serta 1,26%. Sedangkan Baidu turun 0,69%.
Faktor-faktor yang mendorong reli saham China Senin kemarin hampir secara eksklusif terkait dengan sektor properti. Beijing dan Shanghai melonggarkan peraturan hipotek dalam upaya meningkatkan permintaan perumahan.
Kebijakan pelonggaran yang sebelumnya telah dilakukan oleh Guangzhou dan Shenzhen. Country Garden, salah satu pengembang terbesar di China, juga mencapai kesepakatan dengan para kreditor untuk perpanjangan pembayaran obligasi dalam negeri, seperti dilaporkan Reuters.
Hal yang mendorong rebound atas seluruh saham-saham perusahaan asal China, termasuk emiten teknologi raksasa. Kepercayaan bahwa Beijing mungkin akan terus melakukan langkah-langkah stimulus.
Analis Goldman Sachs Hui Shan mengatakan bahwa ia memperkirakan sejumlah stimulus akan terus berlanjut “sampai para pembuat kebijakan puas dengan hasilnya.”
Ini adalah kabar baik untuk Alibaba, JD.com, dan raksasa teknologi lainnya yang bersinggungan langsung dengan konsumen China. Sementara data ekonomi yang suram masih menjadi batu sandungan dalam waktu dekat meski terdapat katalis positif pada sisi yang berbeda.
Manufaktur China mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut di bulan Agustus, menurut data Purchasing Managers Index (PMI). Angkanya tetap di bawah 50 - yakni 49,7—yang menunjukkan area kontraksi ketimbang ekspansi.
Hasil survei perusahaan riset independen China Beige Book terhadap 1.300 perusahaan yang dilakukan bulan lalu juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan kondisi.
(bbn)
