Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, realisasi well service sampai dengan Juli mencapai 18.386 kegiatan atau 58% dari target 33.182 kegiatan pada tahun ini. Realisasi tersebut juga naik 111% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Kinerja sektor hulu migas semester I-2023./Sumber: SKK Migas

Persaingan Mendapatkan Rig

Wahju menerangkan tantangan pengeboran sumur eksisting saat ini adalah ketersediaaan peranti pengebor reservoir bawah tanah atau rig, serta persaingan ketat dalam mendapatkan alat pengeboran tersebut yang berdampak pada kenaikan harga. 

Guna mengatasi permasalahan itu, sambungnya, para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) melakukan kontrak payung untuk jenis rig yang sama, sehingga dapat digunakan oleh banyak KKKS dengan hanya satu kontrak saja. 

“Kami dan KKKS berupaya agar semua kebutuhan rig dapat terpenuhi dengan tetap mengoptimasi biaya yang telah ditetapkan. Kami juga ingin menjaga biaya-biaya operasional di hulu migas tetap efisien sehingga masuk dalam koridor biaya cost recovery yang ditetapkan pemerintah,” jelasnya. 

Wahju menambahkan saat ini SKK Migas dan KKKS mengoptimasi pengeboran dan proses mobilisasi maupun demobilisasi rig dari satu lokai ke lokasi lain dalam wilayah kerja (WK) yang sama maupun ke wilayah kerja KKKS lain yang masuk dalam kontrak payung penggunaan rig tersebut. 

“Agar rig optimal, selain kami melakukan optimasi penggunaan rig agar sesuai dengan jadwal yang ada, kami juga melakukan upaya agar proses mobilisasi maupun demobilisasi rig bisa makin dioptimalkan,” ujarnya. 

Dengan upaya tersebut, SKK Migas mencatat penyelesaiaan pengeboran sumur pengembangan sejak April terus bertambah signifikan dan diharapkan terus mendekati target 991 sumur hingga akhir 2023 agar entry level produksi migas awal 2024 dapat dijaga pada level optimal. 

Pertamina Hulu Energi. (Dok. Pertamina Hulu Energi)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan Indonesia berpotensi mendapatkan tambahan produksi minyak sekitar 10.762 barel per hari (BOPD) dan gas bumi sejumlah 329,78 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2024.

“Pada tahun depan, Indonesia juga berpeluang mendapatkan tambahan produksi migas dari berbagai lapangan, termasuk melalui skema optimasi pengembangan lapangan-lapangan [OPLL],” ujarnya di Komisi VI DPR RI, akhir Agustus.

Proyeksi Tambahan Produksi Minyak 2024:

  • Kondensat proyek Tangguh T3 naik sebesar ±1.400 bbl/d (ramping up produksi dan akan berproduksi full year pada 2024).
  • Kenaikan produksi Lapangan Forel sebesar 1.200 bbl/d (ramping up produksi dan akan berproduksi full year pada 2024).
  • OPLL Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) ramp up : tambahan ±1.635 bbl/d (naik dari 945 bbl/d pada 2023 menjadi 2580 bbl/d pada 2024).
  • Kontribusi OPLL Sanga-Sanga ramp up: tambahan ±2.451 bbl/d (naik dari 6345 bbl/d pada 2023 menjadi 8.796 bbl/d pada 2024).
  • Kontribusi dari kegiatan pemboran Lapangan ABF-NiruBelimbing: ±1.325 bbl/d.
  • Kontribusi dari kegiatan pemboran Lapangan Sopa: ±1.182 bbl/d.
  • Kontribusi dari kegiatan pemboran Lapangan Haur Gede: ±1.569 bbl/d. 

Proyeksi Tambahan Produksi Gas Bumi 2024:

  • Tambahan produksi dari Proyek Tangguh T3 sebesar 200 MMSCFD (ramping up produksi dan akan berproduksi full year pada 2024).
  • OPLL Sanga Sanga: tambahan ±75 MMSCFD (naik dari 19 MMSCFD menjadi 94 MMSCFD).
  • Proyek Dayung Facility Optimasi: ±13,23 MMSCFD.
  • Proyek optimasi fasilitas produksi North Kutai Lama: ±5,19 MMSCFD.
  • Proyek optimasi fasilitas Bangkudulis: ±4 MMSCFD.
  • Proyek optimasi fasilitas produksi Anoa Hub: ±14,37 MMSCFD.
  • Proyek Lowering Facility North Area PHE WMO: ±7,99 MMSCFD.
  • Plan of Development (POD) Central Secanggang: ±10 MMSCF. 
     

(wdh)

No more pages