Logo Bloomberg Technoz

Produsen mobil terlaris di China, BYD, memamerkan EV pertama dan menjadi langkah baru untuk pasar Eropa. Dua model itu adalah kendaraan utilitas kompak Seal U sport utility vehicle dan sedan Seal.

Penawaran EV ini akan dimulai dari € 44.900 atau US$ 48.470 (sekitar Rp739 juta) dalam pameran Jerman tersebut. Bandrol harga menunjukkan persaingan langsung dengan Tesla Model 3 dan beberapa mobil Volkswagen.

Tampilan ruang kemudi dan dashboard mobil EV BYD asal China di pameran mobil IAA di Munich, Jerman. (Dok: Bloomberg)

Kepala desain BYD, Wolfgang Egger, seorang warga Jerman yang sebelumnya bekerja untuk Alfa Romeo, Seat dan Audi, mengatakan dia mengambil inspirasi dari lautan untuk desain Seal. Terdapat pola garis yang mengalir dalam bentk BYD.

BYD telah berekspansi ke 15 pasar di Eropa. Model SUV crossover Atto 3 adalah mobil listrik terlaris di Swedia pada bulan Juli.

Tampak Premium Platform Electric (PPE) modular mobil VW di pameran mobil IAA di Munich, Jerman. (Dok: Bloomberg)

VW meneropong paritas harga EV terjadi beberapa tahun lagi

Harga mobil listrik VW tidak akan mencapai keseimbangan dengan kendaraan berbahan bakar minyak (internal combustion engine/ICE), sampai akhir dekade ini, kata CEO Oliver Blume kepada wartawan. Saat paritas terjadi VW sebagai produsen mobil terbesar di Eropa, akan memproduksi EV terbaru yang akan menambah skala penghematan biaya.

“Kami ingin mencapai posisi harga yang lebih baik, tetapi juga tetap mengambil keuntungan yang lebih baik,” pada EV. Dan “penawaran produk kami adalah jadi faktor penentu,” jelas  Blume.

Ia menyatakan bahwa pabrikan China diperkirakan akan menawarkan model di Eropa dengan harga sekitar dua kali lipat dari harga yang mereka jual di pasar benua Biru tersebut.

Oliver Blume juga melihat ekonomi Tiongkok mulai pulih dari kesulitan saat ini. Para produsen EV akan segera membawa serangkaian lini baru ke pasar.

Tampilan ruang kemudi dan dashboard mobil VW di pameran mobil IAA di Munich, Jerman. (Dok: Bloomberg)

“Di China, perkembangan pasar tidak sekuat yang kami perkirakan setahun yang lalu, tetapi saya sangat optimis bahwa China akan kembali bangkit. Sangat penting untuk mempersiapkan diri untuk berada di sana,” kata Blume dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television.

Blume berharap kemitraan VW dengan Xpeng Inc. menuai hasil positif dengan cepat dalam menghadirkan produk baru dan disesuaikan untuk pelanggan China. VW tengah berupaya membalikkan penurunan penjualan kendaraan listrik di China.

VW terus fokus pada produksi sel dan baterai terpadu, yang merupakan kunci utama memenangkan persaingan lewat  perusahaan berskala besar. Blume mengatakan VW berharap untuk menggunakan sel terpadu di sekitar 80% mobil listriknya di masa depan.

Continental sematkan teknologi Google Cloud AI Untuk Mobil

Perusahaan suku cadang mobil asal Jerman, Continental, membawa teknologi dari Google dalam pengembangan mobil mereka. Generatif AI dari unit usaha Alphabet Inc. ini menjadikan pengemudi dapat berbincang dengan mobil mereka.

Perusahaan akan mengintegrasikan teknologi ini ke dalam komputer ruang kemudi berkinerja tinggi yang sudah ada. Pengemudi dapat bertanya kepada AI tentang berbagai topik, mulai dari tekanan ban hingga informasi lebih yang terkait di sepanjang perjalanan. Sistem canggih akan menjawab secara real time.

Continental berharap teknologi ini akan terwujud dalam produksi pada 18 bulan ke depan. Pada akhir 2024 sekitar 30 mobil yang berbeda akan dilengkapi dengan komputer kokpit berkinerja tinggi, kata suplier.

CEO Continental AG, Nikolai Setzerdi demo dasbor otomatis berteknologi generatif AI Google di pameran mobil IAA di Munich, Jerman. (Dok: Bloomberg)

Renault's de Meo berupaya tidak masuk ke perang harga EV

CEO Renault Luca de Meo mengatakan “penting untuk menghindari perang harga dalam jangka pendek, ” dengan perusahaan berada di bawah tekanan lewat aksi diskon harga yang terus terjadi dan dilakukan oleh Tesla ataupun pabrikan China.

Renault masih berencana untuk mendaftarkan perusahaan EV dan perangkat software-nya, Ampere, tahun depan. Hal ini menjadi peluang bagi Renault untuk menjadi produsen full EV, untuk kemudian dapat membantu memangkas biaya produksi kendaraan listrik dari waktu ke waktu.

de Meo juga menegaskan bahwa Mobil listrik “belum menjadi teknologi yang matang” dalam wawancaranya dengan Bloomberg Television.

Meskipun pasar mobil Eropa "cukup lemah" saat ini, rencana Renault untuk meluncurkan produk baru setiap bulan di 2024 dapat mendorong pertumbuhan dari brand mobil di tengah kondisi sulit.

-Dengan asistensi Oliver Crook, Albertina Torsoli, Monica Raymunt, William Wilkes dan Wilfried Eckl-Dorna.

(bbn)

No more pages