Sangmi Cha dan Jon Herskovitz - Bloomberg News
Bloomberg, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengusulkan kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un untuk mengadakan latihan militer angkatan laut bersama yang melibatkan China. Dilaporkan oleh Yonhap News, mengutip Badan Intelijan Nasional Korea Selatan, usulan tersebut dibuat saat Shoigu melakukan perjalanan ke Pyongyang pada Juli.
Menurut Yonhap, Kepala Badan Intelijen Nasional Kim Kyou-hyun, seperti dikutip oleh anggota parlemen, mengatakan dalam sesi tertutup komite intelijen parlemen pada Senin (4/9/2023) bahwa Shoigu mengajukan tawaran tersebut langsung kepada Kim saat keduanya bertemu.
Latihan semacam ini akan menjadi titik balik bagi Korut yang tertutup, dan hubungannya dengan mitra lamanya, Rusia dan China. Tidak ada indikasi apakah Kim menerima tawaran tersebut namun militer negaranya telah menjalani latihan militer berskala besar sejak berakhirnya Perang Korea pada 1950 hingga 1953.
Meskipun latihan militer tiga negara ini akan menambah kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan dua mitra utamanya di kawasan ini, Korea Selatan dan Jepang, implikasi sebenarnya dari latihan semacam itu akan terbatas. Menurut Go Myong-hyun, seorang peneliti senior Asan Institute for Policy Studies di Seoul, Korea Utara memiliki angkatan laut pesisir yang kecil dibandingkan armada Rusia dan China.
Para pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang bertemu dalam KTT pada bulan Agustus, dan berjanji untuk bekerja sama dalam mengatasi ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh Pyongyang dan berbagi data real-time tentang peluncuran rudalnya. Mereka juga meningkatkan latihan militer bersama, termasuk bulan lalu saat berlatih melacak dan menembak jatuh rudal.
AS selama berbulan-bulan menuding Korut menyediakan senjata untuk membantu invasi Rusia ke Ukraina. Pekan lalu, Gedung Putih mengatakan pihaknya mendapat informasi baru bahwa Rusia dan Korea Utara sedang merundingkan kesepakatan senjata, di mana rezim yang terisolasi tersebut akan memberikan amunisi dan dukungan lain kepada tentara Presiden Vladimir Putin untuk melakukan invasi terhadap negara tetangganya.
Barang-barang yang paling jelas dimiliki Pyongyang dan dibutuhkan oleh Moskow adalah peluru artileri dan roket yang dapat digunakan oleh Moskow dalam senjata era Soviet yang dikerahkan dalam pelayanan di Ukraina. Mesin perang Kremlin telah menghabiskan stoknya dan berusaha mencari pasokan karena perang kini telah memasuki tahun kedua.
(bbn)