Namun, kesepakatan tersebut, yang merupakan keberhasilan diplomatik yang langka dalam perang yang sedang berlangsung, sudah rapuh sejak awal. Ekspor gandum Ukraina berkali-kali terganggu oleh pemeriksaan kapal yang lambat dan ketegangan politik.
Rusia memutuskan keluar dari kesepakatan itu dan menutup koridornya pada bulan Juli, dengan dalih tuntutan mereka untuk kondisi perdagangan yang lebih baik telah diabaikan. Peluru kendali Rusia berkali-kali mengincar infrastruktur ekspor gandum Ukraina, sementara drone Ukraina merusak sebuah kapal perang Rusia dan sebuah kapal tanker minyak. Hal ini mengancam ekspor Laut Hitam Rusia untuk pertama kalinya.
Rusia meluncurkan gelombang drone pemantau Shahed menjelang perundingan, yang ditujukan ke fasilitas di wilayah Odesa selatan Ukraina.
Presiden Ukraina berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Minggu, termasuk tentang "cara memastikan berfungsinya koridor biji-bijian dan meningkatkan keamanan wilayah Odesa," kata Volodymyr Zelenskiy melalui media sosial.
Hal ini meningkatkan pertaruhan bagi upaya diplomatik terbaru Erdogan, yang semakin rumit oleh praktik sanksi Amerika Serikat dan Eropa.
Tuntutan Rusia
Rusia telah menuntut pelonggaran dalam ekspor makanan dan pupuknya, yang terkena dampak karena bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan pengiriman menghindari barang-barang Rusia. Sementara negara-negara Baltik berhenti menangani volume barang Rusia melalui pelabuhan mereka.
Rusia juga ingin membuka kembali pipa amonia yang melintasi Ukraina dan menghubungkan kembali Rosselkhozbank, bank milik negara yang berfokus pada pertanian, ke sistem SWIFT untuk pembayaran internasional.
Meskipun tetap menjadi eksportir terbesar di dunia untuk gandum, Rusia mengatakan bahwa ia tidak akan membuka kembali koridor perdagangan kecuali jika kondisinya dipenuhi.
PBB, yang berperan penting dalam mengamankan kesepakatan awal, telah bekerja sama dengan bank-bank swasta dan penyedia asuransi untuk mencoba mengatasi kekhawatiran Rusia. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres baru-baru ini mengirimkan proposal yang direvisi kepada Moskow yang dikatakan dapat menjadi dasar dari kesepakatan yang diperbarui.
Masih harus dilihat apakah persyaratan baru tersebut cukup untuk memecahkan kebuntuan ini.
"Kita tidak bisa memiliki Inisiatif Laut Hitam yang bergerak dari krisis ke krisis, dari penangguhan ke penangguhan," kata Guterres kepada wartawan di New York pada hari Kamis. "Kita perlu memiliki sesuatu yang berfungsi dan bermanfaat bagi semua orang."
Usulan yang Dibiayai Qatar
Hasil panen Ukraina akan tetap bisa dipasarkan jika kesepakatan Laut Hitam tidak tercapai oleh Erdogan. Tetapi biaya transportasi yang lebih tinggi dapat menekan penanaman biji-bijian berikutnya yang segera dimulai, yang akan membatasi pasokan global dalam jangka panjang.
Sementara itu, Rusia telah mengusulkan sebuah pengaturan yang akan membuat 1 juta ton gandum Rusia dijual dengan harga istimewa ke Turki. Di mana, biji-bijian tersebut dapat diproses dan dikirim ke negara-negara yang membutuhkan.
Kesepakatan, yang akan disertai dengan tawaran dukungan keuangan dari Qatar, telah dibahas dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia dan Turki baru-baru ini.
Kementerian Luar Negeri Ukraina memperingatkan pada Kamis (31/8/2023) terhadap perjanjian apa pun yang akan memfasilitasi ekspor Rusia tanpa mengurangi akses maritim Ukraina. Dia mengatakan bahwa itu hanya akan "mendorong Moskow untuk melanjutkan tindakan agresifnya."
Hal ini membuat Erdogan harus bergulat dengan banyak hal saat bertemu dengan Putin, yang diperkirakan tidak akan menghadiri KTT G-20 pekan ini.
Kedua pria ini telah menjaga kontak yang luas sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Mereka berkolaborasi dalam rencana untuk memperluas impor gas dan kerja sama energi nuklir. Suriah juga kemungkinan akan ada dalam agenda Erdogan di Sochi.
Turki sejauh ini menahan diri untuk tidak campur tangan dalam ketegangan terbaru antara kelompok Arab dan Kurdi, yang semuanya didukung oleh AS, di utara Suriah utara. Tetapi, mereka mengawasi perkembangan dengan cermat. Turki melihat dengan curiga suku Kurdi di Suriah karena keterkaitan mereka dengan separatis militan di Turki.
--Dengan bantuan dari Áine Quinn.
(bbn)