Menlu Retno Ingatkan Tantangan Besar ASEAN Segera Menjelang
Pramesti Regita Cindy
04 September 2023 14:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyatakan bahwa tantangan ASEAN saat ini sudah besar dan akan lebih berat pada masa yang akan datang. Oleh karena itu harus ada komitmen negara-negara anggota membawa ASEAN semakin maju di tengah tantangan yang mana rivalitas negara-negara di dunia semakin ketat. Dia juga mengapresiasi dukungan atas keketuaan Indonesia untuk ASEAN pada tahun ini.
“Bisa atau tidaknya ASEAN maju sepenuhnya bergantung pada kita. Kita memahami dalam hal ini kredibilitas ASEAN dan relevansi ASEAN dipertaruhkan di sini. Oleh karena itu kita harus siap mengambil keputusan yang berani dan kita tidak boleh membiarkan perbedaan menghalangi ASEAN untuk maju,” ujar Retno dalam pertemuan ASEAN Coordinating Council ke-34 di Jakarta, Senin pagi (4/8/2023).
Menlu Retno mengatakan, untuk menjaga bahkan meningkatkan kredibilitasnya maka ASEAN harus bisa tampil mengambil keputusan yang berpengaruh di dunia. Sementara di kawasan juga harus dibuktikan dengan mampu bersama-sama melakukan kerja sama yang makin maju dan saling menguntungkan. Pertemuan demi pertemuan yang dilakukan ASEAN karena itu harus menelurkan bentuk-bentuk kerja sama yang produktif.
“Dalam KTT ini kita akan mengambil banyak keputusan penting yang akan menentukan masa depan ASEAN sebagai sebuah komunitas dan institusi. Hal ini mencakup langkah-langkah untuk mempercepat proses pengambilan keputusan ASEAN dalam krisis dan situasi darurat serta langkah-langkah untuk memperkuat kapasitas ASEAN dalam menanggapi tantangan-tantangan yang muncul di kawasan,” ujar dia.
Diketahui hingga saat ini ASEAN menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu negara anggota ASEAN yakni Myanmar masih dalam krisis transisi politik dan krisis kemanusiaan akibat kudeta yang terjadi beberapa waktu lalu. Selain itu ASEAN juga memberikan perhatian pada konflik Laut China Selatan yang mengaitkan sejumlah negara ASEAN berhadapan dengan China. Tarik-menarik kepentingan China dan Barat juga terjadi di Asia Pasifik termasuk Asis Tenggara.