“Pemerintah sudah mencoba menahan untuk tidak menaikkan harga BBM. Namun, per 3 September 2022, kemudian pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM PSO [public service obligation/BBM bersubsidi,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 oleh Kementerian Dalam Negeri, Senin (4/9/2023).
Selain itu, Pertamina juga mencoba menahan harga BBM nonsubsidi –khususnya Pertamax– selama delapan bulan pertama 2022. Perseroan menggelontorkan ‘subsidi’ untuk Pertamax sekitar Rp10 triliun, sedangkan pemerintah menyubsidi Pertalite sekitar Rp300 triliun agar harga keduanya tidak terbang.
Namun, per 3 September 2022 atau sejak pemerintah melakukan rasionalisasi harga BBM mengikuti perkembangan harga minyak dunia; harga BBM subsidi jenis Solar melambung dari Rp5.150/liter menjadi Rp6.450/liter, sedangkan Pertalite dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter.
“Dengan latar belakang tersebut, kalau kita lihat, inflasi tahunan pada Agustus 2023 memang tumbuhnya kelihatan tinggi. Namun, nanti kalau dipetakan pertumbuhan tahunannya pada bulan depan atau September, ini tidak akan tinggi seperti ini karena angkanya [baseline harga BBM subsidi] sama dengan tahun lalu,” ujarnya.
Waspada Harga Crude
Pun demikian, Nicke memperingatkan saat ini harga minyak mentah atau crude dunia mulai menunjukkan tren kenaikan lagi. Minyak Brent sudah menembus sekitar US$84/barel dari posisi awal tahun di rentang US$74—US$75 per barel.
“Namun, kami meyakini bahwa pemerintah tetap akan menjaga [tidak menaikkan] harga BBM PSO maupun LPG,” kata Nicke.
Untuk diketahui, harga minyak dunia melanjutkan reli menuju level tertinggi sejak November dengan harapan bahwa pemotongan pasokan oleh pemimpin OPEC+ akan mengetatkan pasar.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) naik untuk sesi kedelapan hari ini, mendekati US$86 per barel setelah kenaikan yang mencakup kenaikan lebih dari 7% pekan lalu. Metrik yang mendasari, termasuk penyebaran prompt WTI, telah melebar dengan signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Rusia mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memperpanjang pembatasan ekspor, dengan perincian lebih lanjut tentang pemotongan tersebut akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Arab Saudi juga diperkirakan mengikuti langkah serupa dengan memperpanjang pemangkasan mereka hingga Oktober.
Harga minyak telah membaik pada kuartal ini setelah semester pertama yang kurang bersinar, karena pemotongan pasokan menunjukkan tanda-tanda untuk mengimbangi pasar, dengan cadangan minyak AS yang menurun.
Per hari ini, Senin (4/9/2023), WTI untuk pengiriman Oktober naik 0,2% menjadi US$85,73 per barel pada pukul 9:03 pagi di Singapura. Sebelumnya, harga naik hingga mencapai US $86,09 per barel, level intraday tertinggi sejak November. Hari libur di AS pada Senin mungkin akan mengurangi volume perdagangan.
Adapun, Brent untuk kontrak November naik 0,1% menjadi US$88,64 per barel.
(wdh)