Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, memperkirakan tekanan terhadap rupiah masih akan terjadi. Penyebabnya adalah keputusan .pemerintah menaikkan harga jual sejumlah BBM non-subsidi.
Salah satunya adalah Pertamax, yang harganya naik dari Rp 12.400/liter menjadi Rp 13,300/liter.
“Perhatikan melebarnya selisih harga antara Pertamax dan Pertalite. Ini akan membuat konsumen beralih dari BBM non-subsidi ke BBM bersubsidi,” sebut Satria dalam risetnya.
Dalam waktu dekat, lanjut Satria, mungkin dampaknya belum terasa karena BBM RON 92 ke atas hanya dikonsumsi oleh kurang dari 15% pelanggan. Namun jika harga minyak dunia terus naik sehingga harga BBM non-subsidi harus naik, maka selisih harga tadi akan kian lebar.
“Waspadai tekanan di neraca pembayaran dan anggaran negara pada kuartal IV, karena akan berdampak terhadap nilai tukar rupiah dan belanja subsidi pemerintah,” sambung Satria.
(aji)