Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Harusnya Bisa Menguat, Tapi Batal Karena Hal Ini

Hidayat Setiaji
04 September 2023 12:27

Pameran Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (Ferbi) di Jakarta, Jumat (18/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pameran Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (Ferbi) di Jakarta, Jumat (18/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah sejauh ini gagal terhadap dolar Amerika Serikat (AS), padahal sedang ada sentimen positif. Arus modal keluar membuat mata uang Ibu Pertiwi sulit terapresiasi.

Pada Senin (4/9/2023) pukul 11:56 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.249. Rupiah melemah tipis 0,06% dari posisi penutupan akhir pekan lalu.

Di satu sisi, sejatinya ada kabar yang bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Pada pukul 11:53 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,05% ke 104,183.

Sejumlah mata uang Asia pun mampu memanfaatkan kelesuan dolar AS dengan mencetak penguatan. Dolar Hong Kong menguat 0,07%, yen Jepang terangkat 0,03%, dan dolar Singapura terapresiasi 0,01%.

Namun di sisi lain, ada sentimen negatif yang membebani rupiah yaitu arus modal keluar alias capital outflow. Bank Indonesia (BI) melaporkan, investor asing melakukan jual bersih (net sell) Rp 2,52 triliun di pasar keuangan Tanah Air sepanjang pekan lalu. Terdiri dari jual bersih Rp 0,42 triliun di pasar obligasi pemerintah dan Rp 2,1 triliun di pasar saham.