Logo Bloomberg Technoz

Beijing pada forum Asean mungkin akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melawan hubungan yang semakin erat antara Jepang dengan AS dan Korsel. Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan tiga arah dengan Kishida dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol pada Agustus lalu.

Pipa yang digunakan dalam pengenceran air limbah di lokasi Fukushima. (Sumber:Kimimasa Mayama/EPA/Bloomberg)

"Segala hal yang dapat dilakukan untuk menimbulkan perpecahan antara Jepang dan mitra regionalnya, akan dilakukan oleh China," kata Bates Gill, direktur eksekutif Asia Society Policy Institute's Center for China Analysis.

Sebagai bentuk kritik ke Jepang, media China juga mempromosikan kartun, termasuk yang menggambarkan monster bangkit dari laut yang dipicu oleh limbah. Hu Xijin, mantan editor-in-chief Global Times, memposting klip dari The Simpsons di akun X-nya yang menunjukkan ikan dengan tiga mata.

"Kampanye disinformasi seputar pelepasan air limbah memiliki konteks geopolitik," kata Hamsini Hariharan, peneliti yang berfokus pada China di Logically, perusahaan yang menyediakan layanan pemeriksaan fakta menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Pemerintah China telah berulang kali mengatakan bahwa Jepang gagal membuktikan bahwa pelepasan tersebut aman dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Dengan membuang air limbah, menurut China, Jepang sedang menyebarkan risiko ke seluruh dunia.

Insiden ini juga mungkin menjadi pengalih perhatian dari masalah di China sendiri, di mana ekonominya melambat, utang meningkat, pasar propertinya lesu, dan pengangguran pemuda telah melonjak ke rekor tertinggi.

"Secara domestik, saya pikir China sedang menerapkan strategi pengalihan," kata Yinan He, profesor muda di Departemen Hubungan Internasional Universitas Lehigh. "Ini adalah peluang bagus bagi pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah domestik mereka ke Jepang."

Nelayan menurunkan ikan di pelabuhan ikan Numanouchi di Iwaki, Prefektur Fukushima, Jepang, Kamis (24/8/2023). (Kentaro Takahashi/Bloomberg)

Alfred Wu, profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew National University of Singapore (NUS) mengatakan China dan Jepang terlibat dalam perselisihan dan proses untuk kembali normal akan memakan waktu.

 "Akan memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan lebih lama. Kemudian pihak China akan perlahan-lahan mereda."

--Dengan asistensi Stephen Stapczynski dan James Mayger.

(bbn)

No more pages