Logo Bloomberg Technoz

Non-Farm Payrolls naik 187.000 setelah dua bulan sebelumnya direvisi lebih rendah secara signifikan, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja pada Jumat waktu setempat.

Tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,8%, sebagian mencerminkan peningkatan partisipasi angkatan kerja, dan pendapatan rata-rata per jam hanya naik 0,2%, menandai kenaikan paling kecil sejak Februari 2022.

“Pasar tenaga kerja melanjutkan tren penurunan bertahap, seperti yang diinginkan The Fed,” ujar Derek Tang, Ekonom LH Meyer/Monetary Policy Analytics. 

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, investor semakin meragukan kenaikan kedua akan terjadi. Mereka melihat The Fed akan mempertahankan suku bunga yang tetap pada pertemuan tanggal 19-20 September, dan memberikan peluang yang lebih kecil untuk menaikkan suku bunga pada November, menurut kontrak berjangka.

Hal senada, tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data inflasi AS (PCE Price Index) keluar sesuai dengan estimasi dan memperkuat harapan bahwa The Fed akan menahan pengetatan kebijakan moneter bulan ini.

“Data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index naik 0,2% mtm pada Juli, sama dengan kenaikan di bulan Juni dan juga ekspektasi pasar. Secara tahunan, PCE Price Index naik 3,3%, lebih cepat dari laju kenaikan 3,0% di bulan Juni,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Rilis sejumlah data ekonomi AS sepanjang minggu ini telah memberi indikasi bahwa ekonomi AS dan pasar tenaga kerja AS mungkin sudah cukup melambat sehingga memperlemah tekanan inflasi.

Dari regional, Data Caixin Manufacturing PMI China naik ke level 51 pada Agustus dari level 49,2 pada Juli dan mengalahkan ekspektasi pasar yang berada di 49,3. Ini adalah laju ekspansi tercepat sejak Februari dan menandakan kenaikan selama lima bulan berturut-turut sejak awal tahun ini di tengah upaya Pemerintah China membangkitkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi RI periode Agustus. Di luar ekspektasi, terjadi deflasi secara bulanan.

BPS melaporkan terjadi inflasi -0,02% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Melandai dibandingkan Juli yang sebesar 0,21% mtm.

Sedangkan dibandingkan Agustus 2022 atau secara tahunan, terjadi inflasi 3,27%. Lebih tinggi ketimbang Juli yang 3,08% yoy.

Kemudian, aktivitas manufaktur Indonesia berhasil melanjutkan tren positif di zona ekspansi pada Agustus. Bahkan ekspansinya lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya.

S&P Global melaporkan, aktivitas manufaktur RI yang dicerminkan dengan Purchasing Managers Index (PMI) pada Agustus tercatat menguat ke 53,9. Angka itu naik dibandingkan Juli yang 53,3 sekaligus jadi yang tertinggi sejak November 2021.

Ini adalah bulan ke-24 secara berturut-turut pertumbuhan aktivitas manufaktur dalam tren ekspansif.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,35% ke 6.977 disertai dengan munculnya volume pembelian.

“Posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave v dari wave (i), sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji rentang area 7.025-7.072,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (4/9/2023).

Herditya juga memberikan catatan, waspadai apabila IHSG belum mampu break resistance 7.008, maka terdapat kemungkinan IHSG sudah menyelesaikan wave v dari wave (i) dan rawan koreksi membentuk wave (ii) ke 6.838-6.903. 

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ADHI, ANTM, BMRI dan HRUM.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi uji resistance 7.000.

“IHSG berpeluang mempertahankan posisinya di atas 6.930 dan berpotensi kembali uji resistance (level psikologis) 7.000 di pekan ini,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham ELSA, ADRO, PTBA, ITMG, MAPI, ICBP, JPFA dan ACES.

(fad)

No more pages